Bogor (24/8/2019), Kegiatan Pasraman Kilat Se Jawa Barat dilaksanakan di Pura Parahyangan Agung Jagadkarta Gunung Salak -Bogor dari tanggal 23 s.d 25 Agustus 2019. Dalam Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 117 Siswa yang berasal dari 13 Pasraman yang berada di wilayah Provinsi Jawa Barat.
Kegiatan ini mengambil tema "Menjadikan Sisya Widya Dharma Pasraman yang menjunjung tinggi sikap kebenaran (Satyam) Kesucian (Sivam) dan keharmonisan (Sundaram).
Ketua Panitia Kegiatan dalam sambutannya menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan nilai moral, Budi pekerti para peserta Pasraman, sekaligus menambah pengetahuan dan keterampilan.
Kegiatan ini dihadiri oleh Plt. Pembimas Hindu Provinsi Jawa Barat, Ketua PHDI Bogor, Ketua Lembaga Pendidikan Hindu dan Ketua Panitia Pujawali serta pejabat lainnya.
"Selalu bertanya, bertanya, bertanya" pesan Ketua PHDI Bogor dalam sambutannya. Beliau mengambarkan seperti seorang anak kecil yang selalu bertanya kepada ibunya ketika dia tidak tahu. Begitu pula bagi peserta agar bertanya tentang Hindu kepada para Instruktur. Tunjukkan prestasi dalam segala bidang.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Plt. Pembimas Hindu. Dalam sambutannya Pasraman Kilat untuk selanjutnya diharapkan dibuatkan angkatan-angkatan dan beliau sangat mendukung kegiatan ini. Karena bisa menjadi tempat bersimakrama antar siswa Pasraman sehingga diharapkan mampu meningkatkan keyakinan dan kebanggaan beragama Hindu.
Dalam Kegiatan ini juga menghadirkan Bapak Made Mahardika yang mengupas tentang Kitab Suci Bhagavad Gita. Beliau menjelaskan tentang tata cara membaca Kitab Bhagavad Gita.
Berikut tata cara sebelum membaca kitab suci Bhagavad Gita :
1). Persiapan
(1). Mandi dan berpakaian bersih.
(2). Ancamana: membersihkan diri dengan air.
a. Tangan dibasuh dengan air.
b. Percikan air di tangan, diminum 3x, sambil berdoa.
c. Percikan tirtha di kepala 3x sambil mengucapkan mantram
“ pavitro va (3x)”.
(3). Pavitri Karana: membersihkan diri secara lahir dan batin
dengan mantram:
(4). Guru Stotra: Puja-puji kepada Guru Spiritual:
(5). Penyerahan diri (Bhagavad-gītā.II.7).
2). Membaca Bhagavad-gītā
(1). Saat mengambil dan meletakkan Bhagavad-gītā sambil berdoa dengan menyentuhkan kitab suci di kening.
(2). Menerima pembicara Bhagavad-gītā dengan hormat dan sebagaimana adanya (yakin).
(3). Mengerti keagungannya.
(4). Bhagavad-gītā dibaca setiap hari, ajarannya dipakai sebagai pramana yaitu dasar hukum dalam menjalani hidup.
(5). Bhagavad-gītā sebagai lampu penerang, bila ada dalam kegelapan kita tidak mau apa-apa, tidak bisa maju, tidak ada pengetahuan suci, maka kita akan jalan di tempat. Bagi yang tekun membaca BG akan memliki pengetahuan rohani, memiliki kesucian batin serta jauh dari kecemasan, ketakutan, membersihkan dosa-dosa setiap hari.
(6). Bhagavad-gītā adalah sari-sari dari Mahabharata dan keluar langsung dari bibir Tuhan, oleh karena itu bagi orang yang selalu tekun membaca Bhagavad-gītā, maka ia akan mencapai moksa.
(7). Ancamana praktis ambil air wadah gelas dan sendok dimohonkan dengan pavitra karana, lalu ucapkan Om Visnu (3x), ambil air pakai sendok dengan tangan kiri teteskan 3 x di tangan kanan dan sebaliknya, lalu usapkan kedua telapak tangan, lalu diminum 3x.
(8). Membaca Bhagavad-gītā
a. Setiap bab diawali dengan penjelasan, apa makna dan inti ajaran pada bab tersebut. Bacalah dengan baik untuk memahami inti sari dari bab tersebut.
b. Setiap bab juga mengulas keagungan dari bab tersebut.
c. Baca satu sloka setiap hari atau baca satu bab, atau
d. Baca Śrī Gītā Chalisha sampai tuntas, pada saat perayaan Gita Jayanti (Darmayasa (2012:751). Bhagavad-gītā)
Chalisha berarti 40. Gītā Chalisha berarti 40 śloka Bhagavad-gītā yang jika dinyanyikan setiap hari pada pagi hari setelah sembahyang pagi diyakini dapat memberikan keselamatan, kemakmuran, dan kesejahteraan hidup lahir-bathin.
3). Mengakhiri Membaca Bhagavad-gita
(1). Selesai membaca Bhagavad-gītā, selalu ditutup dengan mantram:
Oṁ tad sad iti śrīmad Bhagavad-gitā ṣūpaniṣatsu
brahma-vidyāyāṁ yoga-śāstre Śrī Kṛṣṇārjuna saṁvāde.
(2). Menutup Bhagavad-gītā dengan menyentuhkan pada kening dan meletakkan Bhagavad-gītā pada meja/altar dengan dibungkus kain warna kuning atau putih.
(3). Setelah itu, baru melaksanakan kegiatan rohani yang lain (sembahyang, berjapa, meditasi , atau yang lain).
Semoga bermanfaat. (Pary)
Dalam Kegiatan ini juga menghadirkan Bapak Made Mahardika yang mengupas tentang Kitab Suci Bhagavad Gita. Beliau menjelaskan tentang tata cara membaca Kitab Bhagavad Gita.
Berikut tata cara sebelum membaca kitab suci Bhagavad Gita :
1). Persiapan
(1). Mandi dan berpakaian bersih.
(2). Ancamana: membersihkan diri dengan air.
a. Tangan dibasuh dengan air.
b. Percikan air di tangan, diminum 3x, sambil berdoa.
c. Percikan tirtha di kepala 3x sambil mengucapkan mantram
“ pavitro va (3x)”.
(3). Pavitri Karana: membersihkan diri secara lahir dan batin
dengan mantram:
(4). Guru Stotra: Puja-puji kepada Guru Spiritual:
(5). Penyerahan diri (Bhagavad-gītā.II.7).
2). Membaca Bhagavad-gītā
(1). Saat mengambil dan meletakkan Bhagavad-gītā sambil berdoa dengan menyentuhkan kitab suci di kening.
(2). Menerima pembicara Bhagavad-gītā dengan hormat dan sebagaimana adanya (yakin).
(3). Mengerti keagungannya.
(4). Bhagavad-gītā dibaca setiap hari, ajarannya dipakai sebagai pramana yaitu dasar hukum dalam menjalani hidup.
(5). Bhagavad-gītā sebagai lampu penerang, bila ada dalam kegelapan kita tidak mau apa-apa, tidak bisa maju, tidak ada pengetahuan suci, maka kita akan jalan di tempat. Bagi yang tekun membaca BG akan memliki pengetahuan rohani, memiliki kesucian batin serta jauh dari kecemasan, ketakutan, membersihkan dosa-dosa setiap hari.
(6). Bhagavad-gītā adalah sari-sari dari Mahabharata dan keluar langsung dari bibir Tuhan, oleh karena itu bagi orang yang selalu tekun membaca Bhagavad-gītā, maka ia akan mencapai moksa.
(7). Ancamana praktis ambil air wadah gelas dan sendok dimohonkan dengan pavitra karana, lalu ucapkan Om Visnu (3x), ambil air pakai sendok dengan tangan kiri teteskan 3 x di tangan kanan dan sebaliknya, lalu usapkan kedua telapak tangan, lalu diminum 3x.
(8). Membaca Bhagavad-gītā
a. Setiap bab diawali dengan penjelasan, apa makna dan inti ajaran pada bab tersebut. Bacalah dengan baik untuk memahami inti sari dari bab tersebut.
b. Setiap bab juga mengulas keagungan dari bab tersebut.
c. Baca satu sloka setiap hari atau baca satu bab, atau
d. Baca Śrī Gītā Chalisha sampai tuntas, pada saat perayaan Gita Jayanti (Darmayasa (2012:751). Bhagavad-gītā)
Chalisha berarti 40. Gītā Chalisha berarti 40 śloka Bhagavad-gītā yang jika dinyanyikan setiap hari pada pagi hari setelah sembahyang pagi diyakini dapat memberikan keselamatan, kemakmuran, dan kesejahteraan hidup lahir-bathin.
3). Mengakhiri Membaca Bhagavad-gita
(1). Selesai membaca Bhagavad-gītā, selalu ditutup dengan mantram:
Oṁ tad sad iti śrīmad Bhagavad-gitā ṣūpaniṣatsu
brahma-vidyāyāṁ yoga-śāstre Śrī Kṛṣṇārjuna saṁvāde.
(2). Menutup Bhagavad-gītā dengan menyentuhkan pada kening dan meletakkan Bhagavad-gītā pada meja/altar dengan dibungkus kain warna kuning atau putih.
(3). Setelah itu, baru melaksanakan kegiatan rohani yang lain (sembahyang, berjapa, meditasi , atau yang lain).
Semoga bermanfaat. (Pary)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar