Bagi orang sunda lagu tradisional Sapu Nyere Pegat Simpay pasti tidak asing didengar. Lagu ini adalah ciptaan dari Sambas Mangundikarta. Beliau lahir di Bandung tepatnya 21 September 1926. Sebagaimana
seseorang dalam mencapai tangga kesuksesannya, beliau tidak dengan mudah
menjalaninya hingga sampai level nasional. Pada tahun 1946 sampai 1952,
beliau menjadi anak buah Jenderal Dr. Mustopo. Bertempat di Subang Jawa
Barat, beliau diminta untuk membantu menjadi penyiar Radio Perjuangan
Jawa Barat. Setelah itu, beliau ditugaskan di Madiun dan Blitar Jawa
Timur.
Dalam kegiatan reportasenya, beliau lebih sering ke olah raga
sepakbola dan badminton. Kejuaran-kejuaraan olah raga tersebut antara
lain Thomas Cup di Kuala Lumpur (1970), All England (1976, 1977 dan
1981), Pre World Cup di Singapura 1977 dan Uber Cup di Tokyo (1981).
Menginjak tahun 1982, Sambas tidak hanya melakukan reportase di
bidang oleh raga, saat itu beliau juga pernah menjadi pembawa acara Dari
Desa ke Desa. Acara tersebut dapat dibilang sukses karena mampu
menyedot banyak perhatian masyarakat terhadap TVRI.
Perhatian tersebut tidak lain dikarenakan program yang dibawakannya
banyak menyangkut aktivitas pedesaan meliputi cocok tanam, beternak dan
aktivitas-aktivitas lain yang dilakukan wong cilik.
Lagu ini memiliki ritme yang mengasikkan dan penuh keceriaan. Untuk lebih lengkapnya Mari kita simak liriknya :
Ririungan urang karumpul,
Meungpeung deukeut hayu urang sosonoan,
Macangkrama bari ngawadul,
Urang silih tempas, silih aledan…
Moal lila jeung babaturan,
Hiji wanci anu geus ditangtukeun,
Bakal pisah bakal pajauh,
Bakal mopohokeun katineung urang…
Reff :
Sapu nyere pegat simpay, bakal kasorang, (Paribasa)
Takdir ti Gusti Hyang Widi, pasti kalakon…
Urang rek papisah,
Urang rek pajauh,
Meungpeung deukut,
Hayu urang sosonoan..
Terjemahan dalam Bahasa indonesia dapat secara bebas saya jelaskan sebagai berikut.
Sapu Nyere Pegat Simpay ( Sapu Lidi Yang Putus Ikatannya)
Sapu = Sapu
Nyere = Lidi
Pegat = Putus
Simpay = Simpul / Ikatan (Tali)
Mendekatlah, ayo kita berkumpul,
Selagi masih dekat, mari kita berbagi suka cita,
Bercengkerama sembari bercerita,
Kita saling menyapa, duduk bersama dalam kedamaian…
Kita tidak akan selalu bersama (wahai sahabat)
Di suatu masa yang sudah ditangguhkan,
Kita akan berpisah, kita akan saling bejauhan,
Kita akan melupakan kenangan kita selama ini…
Reff :
Terurailah simpul ikatan sapu lidi, Akan Terjadi…(Peribahasa)
Takdir Sang Hyang Widhi Pemberi Izin, pasti terjadi…
Kita akan berpisah,
Kita akan berjauhan,
Selagi deket mari ciptakan kerinduan dan suka cita….
Dari makna tersebut secara bebas memberikan pelajaran moral bagi kita untuk senantiasa berkumpul berbagi dalam suka dan duka. Saling bercanda, menyapa dan bercerita satu dengan yang lain. Duduk bersama dalam kedamaian. Dengan begitu kita akan erat bagaikan ikatan sapu lidi.
Namun ikatan itu pun akan putus bilamana Sang Hyang Widhi telah mengijinkan. Kita semua tidaklah kekal dan berumur panjang. Oleh karena itulah pada saat ini ketika badan masih sehat mari ciptakan suka cita dan keceriaan.
Hatur nuhun.
Matur suwun.
Matur Suksme
Tidak ada komentar:
Posting Komentar