Pengaruh Bulan Purnama dan Bulan Mati (Tilem) pada Manusia

 
Selama beberapa dekade terakhir, terdapat banyak laporan-laporan ilmiah yang mendukung dan menentang pengaruh bulan purnama dan bulan mati (tilem) terhadap perilaku manusia. Laporan-laporan tersebut menganalisa meningkatnya aktivitas pikiran, peningkatan kunjungan ke bagian gawat darurat atau bagian kejiwaan rumah sakit, serta orang-orang yang mengeluh tentang tingginya tingkat tekanan fisik dan mental.

Yayasan Penelitian Sains Spiritual (SSRF) meneliti pengaruh dari bulan purnama dan bulan mati (tilem) terhadap perilaku manusia menggunakan metodologi penelitian spiritual. Dalam penelitian spiritual yang dilakukan untuk mengkonfirmasi pengaruh bulan terhadap perilaku manusia, jawaban singkatnya adalah ya, bulan purnama dan bulan mati (tilem) keduanya memiliki pengaruh signifikan. Berikut adalah berbagai aspek tentang bagaimana bulan mempengaruhi kehidupan kita.

Semua benda-benda langit termasuk bintang, planet dan satelitnya bersama dengan atribut-atribut kasarnya (fisik), juga memancarkan frekuensi-frekuensi halus (non-fisik). Atribut-atribut fisik dan frekuensi-frekuensi halus ini mempengaruhi kita dalam berbagai tingkatan pada tingkat fisik maupun spiritual.

Frekuensi yang dipancarkan bulan purnama dan bulan mati (tilem) mempengaruhi frekuensi tubuh mental, yakni pikiran manusia. Maksud kami ‘pikiran’ disini adalah perasaan, emosi dan hasrat keinginan kita. Pikiran terdiri dari pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Dalam pikiran bawah sadar kita memiliki sejumlah impresi mendalam yang menentukan sifat alami serta kepribadian kita. Namun, kita tidak menyadari adanya pemikiran atau impresi dalam pikiran bawah sadar kita. Impresi-impresi ini telah terkumpul sejak beberapa kelahiran.

Impresi-impresi di dalam pikiran kita ini adalah katalisator dari semua pemikiran dan tindakan-tindakan kita selanjutnya. Keduanya, baik impresi maupun pemikiran kita memiliki frekuensi halusnya masing-masing.

Bagaimana Pengaruh Bulan Purnama dan bulan mati (tilem) pada Pikiran?

Frekuensi bulan purnama dan bulan mati (tilem) sedikit lebih halus (tak kasat mata) dibandingkan dengan frekuensi halus pemikiran kita, tetapi masih kurang halus dibandingkan frekuensi impresi di dalam pikiran kita. Frekuensi bulan purnama dan bulan mati (tilem) memiliki kemampuan untuk mendorong frekuensi pemikiran akibat impresi di pikiran bawah sadar untuk muncul ke pikiran sadar. Setelah muncul ke pikiran sadar, barulah kita menjadi tahu akan adanya pemikiran tersebut. Maka pada saat bulan purnama atau baru seseorang akan terpengaruh sesuai dengan impresi yang dominan di pikirannya. Kami akan menjelaskan hal ini dengan lebih rinci di bagian selanjutnya.

Bulan purnama dan bulan mati (tilem) juga mempengaruhi pikiran hewan dengan cara yang sama. Namun karena pikiran hewan hanya terdiri dari impresi-impresi hanya berhubungan dengan naluri dasar seperti lapar, berkembang biak, tidur, dsb., maka meningkatnya pemikiran hanya terkait dengan naluri-naluri dasar saja.
 
Pada saat bulan mati (tilem), bagian yang tidak terkena cahaya (sisi gelap dari bulan) menghadap ke arah Bumi. Kegelapan memancarkan frekuensi yang lebih dominan Rajas-Tamas. Maka dibandingkan dengan ketika sisi yang terkena cahaya menghadap Bumi, lebih banyak frekuensi dasar dominan Rajas-Tamas yang terpancar ke Bumi.

Sebaliknya, pada saat bulan purnama terdapat penurunan dalam Rajas-Tamas akibat meningkatnya pencahayaan. Namun karena frekuensi bulan lebih aktif pada waktu bulan purnama, peningkatan aktivitas dari pikiran. Tergantung pada jenis impresi dari pikiran bawah sadar yang terpicu, peningkatan aktivitas pikiran dapat berkisar dari meningkatnya pemikiran-pemikiran acak hingga meningkatnya pemikiran spesifik tertentu.

Contohnya, seseorang yang merupakan seorang penulis dan memfokuskan diri pada beberapa buku yang sedang ia tulis, lebih mungkin untuk mendapatkan peningkatan aktivitas pemikiran terutama yang berkaitan dengan buku tersebut dan kreativitasnya dalam gaya menulis. Jenis pemikiran ini akan muncul dari pusat minat-bakat dalam pikiran bawah sadar. Oleh sebab itu, mungkin ia merasa mampu lebih banyak menulis pada saat bulan purnama.

Namun untuk kebanyakan orang, pemikiran-pemikiran yang muncul adalah acak. Jika terdapat beberapa gangguan kepribadian seperti marah, rakus, dsb. maka kepribadian tersebut mungkin juga akan muncul dan mendominasi pemikiran kita selama periode bulan purnama ini. Misalnya, seorang alkoholik akan mendapatkan lebih banyak pemikiran tentang minuman keras pada hari itu.

Memungkinkan juga untuk membangkitkan pemikiran tentang Spiritualitas yang tertidur pulas dalam pikiran bawah sadar dari seorang spiritualis, bila ia mengambil keuntungan dari peningkatan aktivitas pikiran tersebut dengan meningkatkan latihan spiritual pada saat bulan purnama.
 
Pengaruh tarikan gravitasi pada masa bulan purnama dan bulan mati (tilem). Ketika bulan berada dalam keadaan bulan purnama ataupun bulan mati (tilem), kekuatan tarikan gravitasional dari bulan dan matahari sejajar. Bulan memberikan gaya tarik pada Bumi seperti pada hari-hari biasanya, tetapi tidak sekuat di hari terjadinya bulan purnama dan bulan mati (tilem).

Misalkan kita mengambil nafas dalam-dalam, udara yang terhirup ke dalam paru-paru kita adalah tiga kali lebih banyak dibandingkan nafas yang normal. Sekarang mari kita menerjemahkan analogi ini pada Bulan dan gaya tariknya pada Bumi. Di hari-hari terjadinya bulan baru dan bulan purnama, keseluruhan bulan menarik Bumi dan pengaruhnya adalah seperti yang dijelaskan pada analogi sebelumnya yaitu Bulan mengambil nafas dalam-dalam. Pada saat tersebut, kami menemukan bahwa atmosfer selebar tiga kali ukuran bulan tertarik dari Bumi.

Pada saat terjadinya Bulan purnama dan bulan mati (tilem), unsur-unsur kosmik absolut di Bumi seperti Tanah Absolut, Air Absolut dan Angin Absolut ditarik ke arah Bulan. Hal ini menciptakan sejenis sabuk tak kasat mata dengan tekanan sangat tinggi.

Dalam proses ini pada tingkatan fisik ketika air tertarik ke arah bulan, bukan airnya, melainkan unsur-unsur gas dalam air (uap air) yang naik di atas air dan masuk ke sabuk tak kasat mata yang bertekanan tinggi tersebut. Karena energi-energi negatif sebagian besar berada dalam bentuk gas dan mereka tertarik ke sabuk tak kasat mata bertekanan tinggi ini. Di sini mereka bergabung dalam kelompok dan mendapatkan tambahan kekuatan dalam jumlah besar dari satu sama lainnya. Oleh sebab itu mereka menyerang umat manusia pada tingkat lebih tinggi dibandingkan hari-hari biasanya. Dampak dari hal ini adalah serangan hantu-hantu pada manusia baik pada tingkatan fisik maupun pikiran bisa mencapai tiga kali lipat lebih besar.

Dalam pusat penelitian SSRF di seluruh dunia, peningkatan dari serangan-serangan energi negatif dan tekanan halus negatif telah diamati pada hari-hari bulan purnama dan bulan baru. Peningkatan ini dimulai dua hari sebelum bulan purnama atau bulan baru dan berakhir dua hari setelah itu.
 
Konsekuensi meningkatnya pengaruh negatif selama bulan purnama dan bulan baru. Pada hari-hari bulan mati (tilem), energi negatif penyebar Rajas-Tamas, orang-orang yang terlibat dalam ritual gaib dan yang dominan rajasik dan tamasik nya sangat dipengaruhi dan menerima energi hitam untuk aktivitas-aktivitas Rajas-Tamas mereka. Sehubungan hari tersebut kondusif untuk aktivitas-aktivitas negatif, maka hari tersebut  juga dianggap sebagai hari yang tidak menguntungkan untuk aktivitas-aktivitas positif.  Karena Rajas-Tamas dari bulan mempengaruhi pikiran, kejadian-kejadian dengan kecenderungan Rajas-Tamas dan menyebabkan penderitaan bagi manusia.

Pada malam bulan purnama, karena sisi terang dari bulan menghadap ke Bumi, lebih sedikit Rajas-Tamas yang dipancarkan pada malam ini dibandingkan malam-malam lainnya. Pada malam ini, lebih sedikit energi Rajas-Tamas.
 
Antara bulan mati (tilem) dan bulan purnama, pengaruh-pengaruh dari bulan mati (tilem) kurang terlihat bagi kita. Namun, pengaruh negatifnya lebih besar pada bulan mati (tilem). Alasan untuk hal ini karena pada bulan mati (tilem) pengaruh terhadap manusia lebih pada tingkatan non-fisik/halus, sementara pada bulan purnama seseorang lebih mampu menyadari peningkatan dalam pemikirannya.

Para pencari Tuhan YME yang melakukan banyak latihan spiritual sesuai dengan enam prinsip-prinsip dasar latihan spiritual memiliki sifat utama yang Sattvik. Oleh sebab itu, mereka lebih sensitif terhadap perubahan-perubahan dalam Rajas-Tamas di lingkungannya dibandingkan dengan rata-rata orang yang lebih dominan Rajas-Tamasnya. Namun keuntungannya, para pencari Tuhan YME akan lebih siap untuk mengakses perlindungan Tuhan melawan energi negatif.
 
Apa yang dapat dilakukan untuk melindungi diri dari pengaruh berbahaya bulan purnama dan bulan mati (tilem)?

Oleh karena pengaruh berbahaya dari bulan mati (tilem) dan bulan purnama disebabkan oleh alasan spiritual, hanya terapi spiritual atau latihan spiritual yang dapat membantu dalam memberikan perlindungan.

Pada tingkatan duniawi, hal yang terbaik adalah untuk menghindari mengambil keputusan-keputusan penting pada hari-hari tersebut. Tingkatkanlah kuantitas dan kualitas latihan spiritual sejak 2 hari sebelum dan lanjutkan sampai dengan 2 hari setelah bulan purnama dan bulan baru. Di samping itu, juga akan bermanfaat untuk menyebut dan mengulang (chanting/berjapa) Nama Tuhan YME sesuai agama kelahiran dan chant perlindungan spiritual.

Selama fase memudarnya bulan, yaitu periode di antara bulan purnama menuju bulan mati (tilem), seiring ukuran bulan semakin mengecil, frekuensi dasar Rajas-Tamas halus (tak kasat mata) yang dipancarkan bulan semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya sisi gelap dari bulan. Untuk melindungi diri dari pengaruh buruk peningkatan Rajas-Tamas ini, maka adalah penting bagi kita untuk meningkatkan latihan spiritual selama periode ini.

Selama fase membesarnya bulan menuju bulan purnama, setidaknya kita harus mencoba untuk tetap mempertahankan upaya-upaya peningkatan spiritual yang telah kita lakukan dua minggu sebelumnya. Maksud hal ini adalah supaya kita dapat kembali memperbaharui upaya-upaya kita untuk meningkatkan latihan spiritual dalam fase memudarnya bulan menuju bulan baru berikutnya.

Sumber : https://www.spiritualresearchfoundation.org/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar