Kisah Swami Vivekananda tentang sarana pemujaan Tuhan

 
Berikut ini adalah sebuah pesan yang saya ambil dari cerita Swami Vivekananda. Cerita ini tentang Pentingnya media pemujaan. Seperti yang kita ketahui bahwa banyak sekali arca-arca hindu bersumber dari batu, apakah dengan demikian orang-orang hindu adalah penyembah batu?

saya akan ceritakan sebuah kisah dari swami vivekananda ketika menerima undangan seorang maharaja, dimana raja ini menganut paham hindu yang tak mengakui bentuk pemujaan tuhan pada bentuk-bentuk material (patung, gambar dll). sang maharaja mengetahui bahwa swami vivekananda adalah seorang murid dari shri ramakrishna yang memuja sebuah arca Dewi Kali (personifikasi Tuhan dalam bentuk feminim sebagai ibu semesta).
Saat itu dengan sangat menghina, Sang maharaja mengatakan pemujaan menggunakan arca (patung dari batu, emas dan permata), gambar2 adalah salah dan sesat. Pemujaan demikian sangatlah menyimpang dan salah. pemuja-pemuja itu hanyalah memuja BATU, tidak ada Tuhan di dalam BATU itu.

Mendengar kata-kata sang maharaja yg demikian menghina, kemudian swami vivekananda meminta seorang menteri yang hadir saat itu untuk menurunkan sebuah figura yang bergambar Maharaja di dalamnya. setelah figura itu diturunkan swami vivekananda meminta semua yang hadir disana untuk menginjak-injak gambar maharaja serta meludahinya, namun semua menteri dan hadirin yang ada saat itu tidak berani melakukannya, semua tampak ragu dan bingung.

Kemudian swami vivekanda bertanya," kenapa semuanya ragu dan takut untuk menginjak gambar maharaja? bukankah itu hanya gambar? maharaja tidak ada dalam gambar itu? dan menginjak gambar itu toh maharaja tidak akan kotor, karena maharaja tidak ada dalam gambar itu". kemudian swami berkata pada maharaja, "maharaja, lihatlah... gambar itu bukan diri anda, namun anak buah anda melihat gambar itu seperti anda, mereka melihat citra anda di dalam gambar itu, mereka tidak menghormati gambar itu, namun mereka menghormati citra anda dalam gambar itu, demikian juga orang-orang yang memuja archa, mereka tidak memuja batu-nya, namun mereka memuja citra Tuhan yang tergambar dalam batu itu"

Setelah melihat contoh itu, maharaja memperoleh pencerahaan dan mempunyai pandangan yang sangat luas dan mendalam tentang Tuhan. demikianlah, bahwa sesungguhnya apa yang tampak kadangkala penuh dengan rahasia yang tidak dipahami, ketika belum paham kita sering menganggap bahwa ajaran atau tindakan orang lain itu sesat dan menyimpang...

1 komentar: