Ada seekor ulat yang sedang lapar dan tersesat di tanah yang tandus. Dengan lemas ia menghampiri pohon mangga lalu berkata, "Aku lapar, bolehkah aku memakan daunmu?".
Lalu Pohon mangga menjawab, "Tanah di sekitar ini sangat tandus, daunku pun tidak banyak. Apabila kamu makan daunku, nanti akan membuat berlubang dan aku tidak kelihatan cantik lagi. Lalu aku akan mati kekeringan. Hmmmm... tapi baiklah, kau boleh naik dan memakan daunku. Mungkin hujan akan datang dan daunku akan tumbuh kembali".
Kemudian Ulat naik dan mulai memakan daun pohon mangga itu. Ia hidup di atas pohon mangga itu sampai menjadi kepompong dan akhirnya berubah menjadi kupu-kupu yang cantik. Lalu kupu-kupu itu berkata kepada pohon mangga :
"Hai pohon mangga, lihatlah aku sudah menjadi kupu-kupu. Terima kasih karena sudah mengizinkan aku hidup di tubuhmu. Sebagai balas budi, aku akan membawa serbuk sari hingga bungamu dapat berbuah".
Lalu selang beberapa hari pohon mangga itu mulai tumbuh daun-daun muda dan bunga-bunga. Kemudian sang kupu-kupu kembali datang dengan membawa serbuk sari dan menempelkan pada bunga-bunga pohon mangga itu. Akhirnya setelah beberapa bulan pohon mangga itu berbuah lebat.
Pesan Moral:
Dalam hidup kita sering memperhitungkan untung rugi pengorbanan yang dilakukan. "JIka saya memberi, saya akan kekurangan. Bagaimana mengatasinya? Atau, bagaimana kalau saya ditipu?".
Tapi sadarkah kita bahwa setiap kita memberi, ada sepercik sukacita di hati. Sri Bhagavan bersabda: "Lakukan apa yang menjadi bagianmu, dan jangan berpikir apa yang akan kau dapat".
Bila ingin memberi, lakukan saja karena sesungguhnya semuanya akan kembali ke kita juga.
Demikian kisah motivasi tentang seekor ulat dengan pohon mangga.semoga menjadi motivasi dan renungan bagi kita dalam menjalani kehidupan. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar