Tirtha Yatra (Dharma Yatra) adalah perjalanan ke tempat-tempat suci yang bertujuan untuk meningkatkan kesucian pribadi dan memperkuat keimanan kepada Ida Sang Hyang Widhi Tuhan Yang Maha Esa.
Pada hari Minggu, 8 Nopember 2015, Keluarga Besar Tempek Parung -Banjar Bogor melaksanakan Tirtha Yatra (Dharma Yatra) ke salah satu Pura di Kota Serang -Banten yaitu Pura Eka Wira Anantha.
Berikut sekilas tentang Pura Eka Wira Anantha.Pura yang berada di Kesatrian Gatot Subroto Grup I Kopassus, Taman Serang Provonsi Banten ini sangat mudah dijangkau dari Jakarta maupun dari tempat lainnya. Lokasi pura tidak jauh dari Jalan Tol Jakarta Merak, tepatnya setelah keluar tol Serang Barat kira-kira 100 meter terdapat persimpangan, kekiri menuju kota Serang dan kekanan Cilegon. Ambil jalan lurus atau masuk Gerbang Kesatrian Gatot Subroto (Komplek Kopassus). Pura dengan luas 55x109 meter yang berlokasi di Kesatrian Gatot Subroto ini berada di lahan yang sangat luas sekali, pembangunannya diawali pada tahun 1984 kendatipun kondisi umat Hindu masih dapat dihitung dalam hitungan jari. Umat Hindu yang berdomisili tersebar dibeberapa lokasi seperti sekitar Cilegon, Serang, Pandeglang dan Rangkas Bitung.
Dengan semangat dan hasrat yang tinggi, atas suecan Hyang Widhi pembangunan tahap pertama dapat berjalan dengan baik. Mulai dari perijinan lahan, pembangunan Utama mandala (Bale Gong), Madya Mandala (Bale Banjar, Bangunan Penunggu Pura). Tepat pada Purnaming Kapat, bulan November 1989 dilakukan upacara Pemelaspas Alit, dengan pemuput karya Ida Pendanda Istri Keniten (Griya Kebon Jeruk Jakarta Barat). Sebagai penasehat Ida Bagus Sujana dan Ida Ayu Biang Sari (Griya Kelapa Dua, Jakarta Timur).
Pembangunan tahap berikutnya (1990-1995) pada Utama Mandala meliputi pembangunan Gedong, Bale Pawedan Pelataran tempat persembahyangan, dan Asogan tempat sesajen. Mandya Mandala: pembangnan Kuri Agung dan Apit Surang, pembetonan jalan area Madya mandala. Nista Mandala : mencakup penyediaan air bersih dan penerangan (listrik) untuk seluruh area pura.
Pembangunan Tahap III
Fokus pembangunan tahap ini meliputi pembangunan Bale Pelik (Utama Mandala), pembangunan Bale Kulkul, pembangunan Sekolah Agama (SD, SLTP, SLTA), dan ruang Perpustakaan (Madya Mandala)
Pada bagian Nista Mandala dibangun panggung terbuka, ruang tunggu, kamar-kamar peturasan, Kantin dan Kafetaria.
Renovasi
Renovasi mencakup Padmasana, Pelinggih Ngurah dan Taksu. Beji areaya diperluas menjadi Taman Sari, pembuatan sumur, system penerangan diremajakan demikian juga area lainnya termasuk pagar keliling yang semula dari besi diganti dengan tembok termasuk bangunan-bangunan lainnya. Total dana yang dihabiskan untuk pembangunan pura dari awal maupun renovasi adalah sebesar Rp.755.000.000,-
Peresmian Pura
Peresmina dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober 1999 oleh Dan Jen Kopassus Bapak May Jen Syahrir MS, dengan penandatanganan prasasti diatas batu fosil yang ditatangkan dari KLaupaten Lebak, Rangkas Bitung.
Ngeteg Linggih
Ngeteg Linggih Pura Eka Wira Anantha ini dilaksanakan pada Purnamaning Kapat, Senin Coma Pon Wuku Shinta tanggal 25 Oktober 1999. Pemuput Karya : Ratu Pedanda (siwa) istri Pidada Keniten (Griya Kebon Jeruk, Jakarta Barat dan Ida Pedanda (Budha) Gde Nyoman Jelantik Oka (Griya Cimanggu, Bogor Jawa Barat).
Para Pinandita Pura Eka Wira Anantha :
1. Pinandita Made Sudiada (Griya Serdang, Cilegon)
2. Pinandita lanang Istri Gde Jata (Bhayangkara, Serang)
3. Pinandita Lanang Istri A.A. Gde Raka Sutardhana (Cilegon)
4. Pinandita Nyoman Artawan (Kramat Watu, Serang).
Pure Eka Wira Ananta Serang, termasuk katagori Pure Jagatnatha. yang terdiri dari Trimandala (Bhur, Bwuah, Swah). Perhiyangan, pelemahan, pawongan.
Utamaning Mandala
Maring Utamaning mandala terdapat beberapa pelinggih yaitu :
Pelinggih utama adalah Padmasana & Pengaruman/Pepelik Pelinggih berikutnya adalah Taksu agung Pelinggih berikutnya Pengerurah. Bangunan yang lainnya adalah Bale Pewedaan & Bale penyimpanan. di Utamaning Mandala juga yang dibatasi oleh Tembok pemisah, memiliki taman sari / Beji yang dihiasi dengan kolam dan air mancur beserta relief sekedarnya.
Madya Mandala.
Madya mandala terdiri dari bale gong & lelambatan, serta Bale kulkul serta pelinggih apitlawang Dwepara didepan Candi Gelung. Dapur suci & Lumbung suci terletak di Mandala puniki.
Kanista Mandala.
Terdiri dari Bale - banjar, Dapur, serta change house bagi idedane sane tak sempat berganti pakaian napkala nagkil maring pura. WC-Kamarmandi, serta Storage untuk peralatan yang kotor-kotor seperti tangga, cangkul dsbnya. Di kanista mandala ini dibangun sebuah pesraman yang cukup besar terdiri dari Lima kelas & masing masing kelas menampung sekitar 40 murid, & Uniknya sampai sekarang belum memiliki guru agama yang khusus memiliki Back ground pendidikan Agama, guru yang ada adalah Volounteeerrrr, Kenapa .....? ceritranya cukup puanjjjanngg.
Indik Luas denah Pura Serang hampir 1 ha. merupakan, tempat parkir bisa menampung lebih dari 100 kedaraan pribadi, Pura yang terbesar diwilayah Banten, Lokasi sangat mudah dijangkau, hanya satu jam dari Jakarta dan +/- 1 km dari gate Tol Serang barat. Indik History.....? Skala muang niskala akan titiang ceritrakan kesempatan berikutnya. ngiring mangkin mempersiapkan diri untuk nangkil ke Pure.
Berikut Dokumentasi Tirtha Yatra Keluarga Besar Tempek Parung
Pada hari Minggu, 8 Nopember 2015, Keluarga Besar Tempek Parung -Banjar Bogor melaksanakan Tirtha Yatra (Dharma Yatra) ke salah satu Pura di Kota Serang -Banten yaitu Pura Eka Wira Anantha.
Berikut sekilas tentang Pura Eka Wira Anantha.Pura yang berada di Kesatrian Gatot Subroto Grup I Kopassus, Taman Serang Provonsi Banten ini sangat mudah dijangkau dari Jakarta maupun dari tempat lainnya. Lokasi pura tidak jauh dari Jalan Tol Jakarta Merak, tepatnya setelah keluar tol Serang Barat kira-kira 100 meter terdapat persimpangan, kekiri menuju kota Serang dan kekanan Cilegon. Ambil jalan lurus atau masuk Gerbang Kesatrian Gatot Subroto (Komplek Kopassus). Pura dengan luas 55x109 meter yang berlokasi di Kesatrian Gatot Subroto ini berada di lahan yang sangat luas sekali, pembangunannya diawali pada tahun 1984 kendatipun kondisi umat Hindu masih dapat dihitung dalam hitungan jari. Umat Hindu yang berdomisili tersebar dibeberapa lokasi seperti sekitar Cilegon, Serang, Pandeglang dan Rangkas Bitung.
Dengan semangat dan hasrat yang tinggi, atas suecan Hyang Widhi pembangunan tahap pertama dapat berjalan dengan baik. Mulai dari perijinan lahan, pembangunan Utama mandala (Bale Gong), Madya Mandala (Bale Banjar, Bangunan Penunggu Pura). Tepat pada Purnaming Kapat, bulan November 1989 dilakukan upacara Pemelaspas Alit, dengan pemuput karya Ida Pendanda Istri Keniten (Griya Kebon Jeruk Jakarta Barat). Sebagai penasehat Ida Bagus Sujana dan Ida Ayu Biang Sari (Griya Kelapa Dua, Jakarta Timur).
Pembangunan tahap berikutnya (1990-1995) pada Utama Mandala meliputi pembangunan Gedong, Bale Pawedan Pelataran tempat persembahyangan, dan Asogan tempat sesajen. Mandya Mandala: pembangnan Kuri Agung dan Apit Surang, pembetonan jalan area Madya mandala. Nista Mandala : mencakup penyediaan air bersih dan penerangan (listrik) untuk seluruh area pura.
Pembangunan Tahap III
Fokus pembangunan tahap ini meliputi pembangunan Bale Pelik (Utama Mandala), pembangunan Bale Kulkul, pembangunan Sekolah Agama (SD, SLTP, SLTA), dan ruang Perpustakaan (Madya Mandala)
Pada bagian Nista Mandala dibangun panggung terbuka, ruang tunggu, kamar-kamar peturasan, Kantin dan Kafetaria.
Renovasi
Renovasi mencakup Padmasana, Pelinggih Ngurah dan Taksu. Beji areaya diperluas menjadi Taman Sari, pembuatan sumur, system penerangan diremajakan demikian juga area lainnya termasuk pagar keliling yang semula dari besi diganti dengan tembok termasuk bangunan-bangunan lainnya. Total dana yang dihabiskan untuk pembangunan pura dari awal maupun renovasi adalah sebesar Rp.755.000.000,-
Peresmian Pura
Peresmina dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober 1999 oleh Dan Jen Kopassus Bapak May Jen Syahrir MS, dengan penandatanganan prasasti diatas batu fosil yang ditatangkan dari KLaupaten Lebak, Rangkas Bitung.
Ngeteg Linggih
Ngeteg Linggih Pura Eka Wira Anantha ini dilaksanakan pada Purnamaning Kapat, Senin Coma Pon Wuku Shinta tanggal 25 Oktober 1999. Pemuput Karya : Ratu Pedanda (siwa) istri Pidada Keniten (Griya Kebon Jeruk, Jakarta Barat dan Ida Pedanda (Budha) Gde Nyoman Jelantik Oka (Griya Cimanggu, Bogor Jawa Barat).
Para Pinandita Pura Eka Wira Anantha :
1. Pinandita Made Sudiada (Griya Serdang, Cilegon)
2. Pinandita lanang Istri Gde Jata (Bhayangkara, Serang)
3. Pinandita Lanang Istri A.A. Gde Raka Sutardhana (Cilegon)
4. Pinandita Nyoman Artawan (Kramat Watu, Serang).
Pure Eka Wira Ananta Serang, termasuk katagori Pure Jagatnatha. yang terdiri dari Trimandala (Bhur, Bwuah, Swah). Perhiyangan, pelemahan, pawongan.
Utamaning Mandala
Maring Utamaning mandala terdapat beberapa pelinggih yaitu :
Pelinggih utama adalah Padmasana & Pengaruman/Pepelik Pelinggih berikutnya adalah Taksu agung Pelinggih berikutnya Pengerurah. Bangunan yang lainnya adalah Bale Pewedaan & Bale penyimpanan. di Utamaning Mandala juga yang dibatasi oleh Tembok pemisah, memiliki taman sari / Beji yang dihiasi dengan kolam dan air mancur beserta relief sekedarnya.
Madya Mandala.
Madya mandala terdiri dari bale gong & lelambatan, serta Bale kulkul serta pelinggih apitlawang Dwepara didepan Candi Gelung. Dapur suci & Lumbung suci terletak di Mandala puniki.
Kanista Mandala.
Terdiri dari Bale - banjar, Dapur, serta change house bagi idedane sane tak sempat berganti pakaian napkala nagkil maring pura. WC-Kamarmandi, serta Storage untuk peralatan yang kotor-kotor seperti tangga, cangkul dsbnya. Di kanista mandala ini dibangun sebuah pesraman yang cukup besar terdiri dari Lima kelas & masing masing kelas menampung sekitar 40 murid, & Uniknya sampai sekarang belum memiliki guru agama yang khusus memiliki Back ground pendidikan Agama, guru yang ada adalah Volounteeerrrr, Kenapa .....? ceritranya cukup puanjjjanngg.
Indik Luas denah Pura Serang hampir 1 ha. merupakan, tempat parkir bisa menampung lebih dari 100 kedaraan pribadi, Pura yang terbesar diwilayah Banten, Lokasi sangat mudah dijangkau, hanya satu jam dari Jakarta dan +/- 1 km dari gate Tol Serang barat. Indik History.....? Skala muang niskala akan titiang ceritrakan kesempatan berikutnya. ngiring mangkin mempersiapkan diri untuk nangkil ke Pure.
Berikut Dokumentasi Tirtha Yatra Keluarga Besar Tempek Parung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar