Waktu hari Sabtu dan Minggu tanggal 21-22 Nopember yang lalu siswa Pasraman mengikuti kegiatan Pasraman Kilat se Jawa Barat. Ada satu materi tentang Cara Membuat, Arti dan Makna Daksina. Daksina disebut Juga YadnyaPatni artinya sakti dari yadnya. Daksina juga dipergunakan sebagai persembahan atau tanda terima kasih, sebagai tapakan atau linggih. Dalam lontar Yadnya Prakerti disebutkan Daksina melambangkan Hyang Guru/ Hyang Tunggal adalah nama lain dewa Siwa.
Unsur-unsur dan makna unsur daksina, yaitu:
- Alas bedogan terbuat dari janur yang bentuknya bulat dan sedikit panjang serta ada batas pinggirnya. lambang pertiwi unsur yang dapat dilihat dengan jelas.
- Bedogan terbuat dari janur melingkar seukuran dengan alas wakul. Bedogan bagian tengah lambang Akasa yang tanpa tepi. Srembeng Daksina lambang dari hukum Rta ( Hukum Abadi Tuhan) Simbol dari alam semesta untuk manifestasi Hyang Widhi Wasa sebagai Hyang Ibu Pertiwi.
- Tampak /Tapak Dara dibuat dari dua potongan janur dijahit sehingga membentuk tanda tambah ( + ). Tampak lambang keseimbangan makrokosmos dan mikrokosmos serta melambangkan swastika artinya dalam keadaan baik. simbol RTA manifestasi Hyang Widhi Wasa sebagai Hyang Rwa Bineda.
- Beras merupakan makanan pokok melambang dari hasil bumi yang menjadi sumber penghidupan Widhi Wasa sebagai manusia. simbol suasana untuk manisfestasi Hyang Widhi Wasa sebagai Hyang Bayu.
- Sirih temple / Porosan terbuat dari daun sirih (hijau – wisnu), kapur (putih – siwa) dan pinang (merah – brahma) diikat sedemikian rupa sehingga menjadi satu, porosan adalah lambang pemujaan. simbol kekuatan Kama untuk manifestasi Hyang Widhi Wasa sebagai Hyang Semara.
- Kelapa adalah buah serbaguna, simbol Pawitra (air keabadian/amertha) atau lambang alam semesta yang terdiri dari tujuh lapisan (sapta loka dan sapta patala) karena ternyata kelapa memiliki tujuh lapisan ke dalam dan tujuh lapisan ke luar. Air sebagai lambang Mahatala, Isi lembutnya lambang Talatala, isinya lambang tala, lapisan pada isinya lambang Antala, lapisan isi yang keras lambang Nitala, batoknya lambang sutala, lapisan tipis paling dalam lamban bang Patala. Sedangkan lambang Sapta Loka pada kelapa yaitu: Bulu batok kelapa sebagai lambang Bhur loka, Serat saluran sebagai lambang Bhuvah loka, Serat serabut basah lambang svah loka, Serabut basah lambang Maha loka, serabut kering lambang Jnana loka, kulit serat kering lambang Tapa loka, Kulit kering sebagai lamang Satya loka. Kelapa dikupas dibersihkan hingga kelihatan batoknya dengan maksud karena Bhuana Agung sthana Hyang Widhi tentunya harus bersih dari unsur-unsur gejolak indria yang mengikat dan serabut kelapa adalah lambang pengikat indria. adalah simbol matahari untuk manifestasi Hyang Widhi Wasa sebagai Hyang Surya.
- Telor Itik dibungkus dengan ketupat telor, lambang awal kehidupan/ getar- getar kehidupan , lambang Bhuana Alit yang menghuni bumi ini, telor terdiri dari tiga lapisan, yaitu Kuning Telor/Sa lambang Antah karana sarira, Putih Telor lambang Suksma Sarira, dan Kulit telur adalah lambang Sthula sarira. Dipakai telur itik karena itik adalah binatang yang suci karena memilih makanan walaupun dalam lumpur yang kotor.
- Pisang, Tebu dan Kojong simbol manusia yang menghuni bumi sebagai bagian dari alam ini. Idialnya manusia penghuni bumi hidup dengan Tri kaya Parisudhanya. Dalam tetandingan Pisang melambangkan jari, Tebu belambangkan tulang.
- Buah Kemiri simbol Purusa / Kejiwaan / Laki-laki, dari segi warna putih (ketulusan). simbol bintang manifestasi Hyang Widhi sebagai Hyang Tranggana .
- Buah kluwek/Pangi lambang pradhana / kebendaan / perempuan dari segi warna merah lambang kekuatan). Dalam tetandingan melambangkan Dagu simbol laut untuk manifestasi Hyang Widhi Wasa sebagai Baruna.
- Gegantusan merupakan perpaduan dari isi daratan dan lautan, yang terbuat dari kacang-kacangan, bumbu-bumbuan, garam dan ikan teri yang dibungkus dengan kraras/daun pisang tua adalah lambang sad rasa dan lambang kemakmuran. adalah simbol dunia misterius perwujudan Hyang Widhi Wasa sebagai Hyang Indra .
- Papeselan yang terbuat dari lima jenis dedaunan yang diikat menjadi satu adalah lambang Panca Devata; daun duku lambangkan Isvara, daun manggis lambang Brahma, daun durian / langsat/ceroring lambang Mahadeva, daun salak / mangga lambang Visnu, daun nangka lambang Siva. Papeselan juga merupakan lambang Tri Hita Karana. simbol dari vegetasi untuk manifestasi Hyang Widhi Wasa sebagai Hyang Sangkara
- Bija ratus adalah campuran dari 5 jenis biji-bijian, diantaranya; godem (hitam - wisnu), Jawa (putih- iswara), Jagung Nasi (merah-brahma), Jagung Biasa (kuning - mahadewa) dan Jali-jali (Brumbun -siwa). kesemuanya itu dibungkus dengan kraras (daun pisang tua).
- Benang Tukelan adalah alat pengikat simbol dari naga Anantabhoga dan naga Basuki dan naga Taksaka dalam proses pemutaran Mandara Giri di Kserarnava untuk mencari tirtha amertha.
- Uang Kepeng alat penebus segala kekurangan sebagai sarining manah. uang juga lambang dari Brahma yang merupakan inti kekuatan untuk menciptakan hidup dan sumber kehidupan. simbol ruang luar untuk manifestasi Hyang Widhi Wasa sebagai Hyang Mertha.
- Sesari lambang saripati dari karma atau pekerjaan (Dana Paramitha).
- Sampyan Payasan terbuat dari janur dibuat menyerupai segi tiga, lambang dari Tri Kona; Utpeti, Sthiti dan Pralina.
- Sampyan pusung terbuat dari janur dibentuk sehingga menyerupai pusungan rambut, sesunggunya tujuan akhir manusia adalah Brahman dan pusungan itu simbol pengerucutan dari indria-indria
- Canang sari. simbol titik, yaitu Compas, timur, selatan, utar dan pusat manifestasi Hyang Widhi Wasa sebagai Hyang Panca Dewata. Seperti dijelaskan dalam Lontar Yadnya Pelutaning ,Makna Daksina adalah simbol salam kepada manifestasi Tuhan (Hyang Widhi Wasa ). Daksina juga berarti buah yadnya. Setelah upacara, daksina disajikan kepada pemimpin uacara untuk bersyukur.
Jenis-jenis Daksina dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Daksina alit.
Isinya adalah satu porsi dari masing- masing unsur, banyak sekali dipergunakan, baik sebagai pelengkap banten yang lain, maupun berdiri sendiri sebagai banten tunggal.
2. Daksina pakala-kalaan (Manusa Yajna).
Isi daksina dilipatkan dua kali dengan ditambah dua tingkih dan dua pangi. Digunakan pada waktu ada perkawinan dan untuk upacara bayi / membuat peminyak-penyepihan
Isi daksina dilipatkan dua kali dengan ditambah dua tingkih dan dua pangi. Digunakan pada waktu ada perkawinan dan untuk upacara bayi / membuat peminyak-penyepihan
Is
3. Daksina krepa (Rsi Yajna).
Daksina yang isinya dilipatkan tiga kali. Kegunaannya lebih jarang, kecuali ada penebusan oton / menurut petunjuk rohaniwan atau sesuai petunjuk lontar khusus misalnya guna penebusan oton atau mebaya oton.
Daksina yang isinya dilipatkan tiga kali. Kegunaannya lebih jarang, kecuali ada penebusan oton / menurut petunjuk rohaniwan atau sesuai petunjuk lontar khusus misalnya guna penebusan oton atau mebaya oton.
4. Daksina gede/pamogpog (upacara besar).
Isinya dilipatkan 5 (lima) kali, juga dilengkapi dengan tetandingan-tetandingan yang lain yaitu:Dasar tempat daksina sebuah sok yang berisi srobong dan pada dasarnya diberi tetampak taledan bundar. Masukkan : 5 x coblong beras, 5 butir kelapa yang di atasnya berisi benang putih tukelan kecil, 5 kojong tampelan letakkan berkeliling, 5 kojong pesel-peselan, 5 kojong gegantusan, 5 kojong tebu, 5 kojong pisang, 1 cepér berisi 5 buah pangi, 5 buah kemiri (tingkih), 1 cepér berisi 5 butir telur bébék, Sampiyannya : basé ambungan (kekojong dari janur berisi basé lembaran dan sampiyan sreyok - lihat gambar sebelah
5. Daksina galahan
Cara Membuat Daksina antara lain :
- Masukkan Tetampak ke Bedogan, tapak dara ke bedogan .
- Masukkan Beras, Silih Asih, Pangi, Gantusan dan Pesel-peselan ke Bedogan .
- Tempatkan Kelapa di atasnya.
- Masukkan Adeng, Jinah/uang Bolong, tingkih dan Tetebusan Benang di Kelapa. kelapa tingkih Adeng jinah bolong .
- Terakhir, tempat Canang Sari di atasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar