AUM Svastiastu | Namaskar
Ajaran Hindu merupakan sebuah 'cara hidup' di mana kita diarahkan untuk hidup selaras dengan aturan universal
dan kekuatan abadi dalam alam semesta ini. Dalam perjalanan kesadaran
ini kita diberikan kebebasan untuk mencari jati diri yang tertinggi
untuk mencapai pembebasan secara spiritual. Jadi ajaran Hindu memiliki
sebuah lautan pengetahuan dan pesisir mutiara kesadaran untuk
mengarahkan kita kepada kesadaran-kesadaran yang semakin tinggi, yang
selanjutnya akan membawa kita kepada puncak-puncak kejernihan dan
keheningan.
Adakah orang
baru lahir yang sudah mengetahui dan mampu menerapkan cara hidupnya
menurut ajaran Hindu? Tentu tidak ada, maka oleh karena itu tidak ada
yang lahir ke dunia ini sebagai Hindu (Penganut Ajaran Hindu). Kita
perlu introspeksi diri mengenai peran kita sebagai penganut ajaran Hindu
demi kelanjutan ajaran yang agung dan mulia ini, karena yang jelas
bukan kelahiran dan keturunan yang akan menentukan kelanjutannya ajaran
Hindu.
Berbeda dengan Budaya dan Tradisi, Ajaran Hindu tidak
diturun temurunkan secara warisan leluhur atau dari Bapak ke Anak,
melainkan terutama dilanjutkan, dilestarikan dan diamankan oleh
mereka-mereka yang mencapai puncak kesadarannya, ingin belajar dan ingin
meluangkan tenaga dan waktu untuk mencerahkan orang lain dalam
perguruan. Sejak masa para Rishi Kuno, ajaran Hindu hanya dapat
diamankan secara jelas antara Guru dan Sisya, terlepas dari keturunan
atau tidak. Orang yang paling mampu dan paling tepat secara menyeluruh
untuk menerapkan dan mengamankan ajaran Veda dapat menjadi Sisya dan
selanjutnya suatu hari juga menjadi Guru.
Pada jaman di mana
pengetahuan Veda dan ajaran Hindu mulai dilanjutkan secara turun temurun
mulai muncul kejanggalan karena tidak lagi berdasarkan kejernihan yang
diperolehkan atau bersemayam antara Guru dan Sisya. Pengetahuan Veda
yang murni akhirnya dicampuri pemahaman sosial, adat, politik, budaya
dan tradisi karena sistem Guru - Sisya disampingkan. Akhirnya yang
merupakan ajaran Hindu dan yang merupakan budaya atau tradisi semakin
tidak jelas. Jadi masa kini dalam hal ini, sebagai penganut ajaran Hindu
kita perlu introspeksi diri dan berusaha dengan betul untuk mengenal
kebenaran ajaran Hindu bukan pembenaran penganut ajaran Hindu..
Ajaran Hindu bersemayam dalam pengetahuan abadi, Veda, dan mereka yang
menerapkannya dengan sungguh-sungguh, mereka yang memiliki pendalaman,
berwawasan dan mampu menjelaskan atau mencerahkan orang lain tentang
ajaran Hindu dapat mengamankannya untuk generasi-generasi mendatang.
Jadi, sebelum ada yang menyatakan dirinya bangga terlahir sebagai orang
Hindu, saya ingin Anda memikirkan kata-kata itu, karena sesungguhnya
tidak ada orang yang lahir sebagai penganut ajaran Hindu. Ajaran
seseorang sesungguhnya bertumbuh dalam kesadarannya sendiri dan akan
juga ditentukan oleh orang itu sendiri sepanjang hidupnya. Leluhur kita
siapa dan mereka menganut ajaran atau pemahaman apa, warisan tradisi,
budaya ataupun orang tuanya sendiri bukan yang menentukan kita penganut
ajaran Hindu atau tidak. Hanya diri kita sendiri yang menentukan hal
ini.
Ajaran Hindu sesungguhnya merupakan sebuah cara hidup
terkait dengan kesadaran, dan kedua hal ini tidak diperolehkan dari
kelahiran, melainkan akan berkembang dari keinginan sendiri untuk
mempelajari diri berdasarkan Keyakinan, Ketekunan dan Kedisiplinan.
Jika Anda ingin mengtahui ajaran apa yang sesungguhnya dianut
seseorang, cara terbaiknya adalah melihat cara dia hidup. Berusaha
melihat orang bukan dari apa mereka mengatakan atau menulis, tetapi
mengenal mereka dari cara mereka berbicara, cara mereka hidup dan
berperilaku. Di situ akan terlihat apakah seseorang menganut ajaran
Hindu atau hanya meyakini dirinya terlahir sebagai orang Hindu.
Semoga berkenan dan dapat bermanfaat
Om, Santih, Santih, Santih, Om | Sarvam Shantih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar