Dalam kisah Ramayana kita membaca tentang pengalaman Dewi Sinta. Ia
Melihat seekor kijang yang berwarna emas, ia kehilangan kesadaran diri.
Rama, sang suami mengatakan, ‘Itu bukan kijang, pasti siluman.’
Sinta
malah berang, ‘Sudahlah, bila kau memang tidak ingin menangkapnya
untukku, ya sudah.’
Rama masih berusaha untuk menjelaskan, ‘Pernahkah kau mendengar
tentang kijang berwarna emas? Itu bukan kijang, bukan kijang biasa.’
“Justru karena itu,” jawab Sinta, ‘karena memang bukan kijang biasa,
aku menginginkannya. Tapi tak apa, bila kau tidak mau menangkapnya.’
Merasa kejantanannya ditantang, Rama pergi untuk menangkap kijang
siluman itu. Beberapa saat kemudian, ketika kijang itu rebah kena panah
Rama, ia pun kembali pada wujud aslinya… wujud raksasa. Ia meniru suara
Rama dan berteriak, ‘Sinta, Sinta…’
Pikir Sinta, Rama yang berteriak. Barangkali terjadi sesuatu; maka
ia minta supaya Laksmana, adik Rama, menyusul dan melihat apa yang
terjadi.
Laksmana berusaha untuk meyakinkan kakak iparnya, ‘Tidak terjadi
sesuatu pada kakak. Itu pasti ulah kijang siluman. Ia meniru suara
kakak.’
Sinta berang, ia menuduh Laksmana tidak peduli terhadap kakaknya.
Laksmana tidak tahan dengan tuduhan itu dan meninggalkan Sinta lalu
menyusul Rama. Tetapi sebelumnya ia berpesan, ‘Kakak, janganlah
sekali-kali keluar dari gubuk ini.’ Dia sudah memiliki firasat yang
kurang baik.
Sinta tidak mengindahkan nasihat Laksmana, ia keluar dari gubuk, dan diculik oleh Rahwana.
Saat itu Rahwana menyamar sebagai seorang pendeta yang datang untuk
minta sedekah. Di luar gubuk ada garisyang dibuat oleh Laksmana dengan
ujung panahnya. Sinta tidak perlu keluar dari garis itu, tetapi karena
tertipu oleh samara Rahwana, ia keluar juga dan terpisahkan dari Rama.
Wahai Sahabat sedharma, dalam tradisi India Kuno, kisah Ramayana ini selain merupakan bagian
dari sejarah masa lalu juga mengandung makna filosofis. Rama adalah
Tuhan itu sendiri; Sinta adalah manusia yang terpisahkan dari-Nya, karena
ketertarikannya pada kijang emas yang mewakili harta-benda, keduniawian.
Laksmana adalah kesadaran dalam diri manusia.
Ketika kita jauh dengan Tuhan, terikat akan harta duniawi dan kesadaran dalam diri kita semakin tipis maka kita akan mengalami kedukaan dalam hidup ini. Oleh karena itu sepatutnya kita mengendalikan keinginan-keinginan kita akan pengaruh duniawi dan memperkuat kesadaran kita kepada Sang Pencipta, maka kebahagiaan akan kita dapatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar