Di India kuno, ada tinggal seorang Rhsi bernama Shantunu dan istrinya. Keduanya sudah tua dan buta. Pasangan itu memiliki seorang anak muda bernama Shravana. Shravana telah mengabdikan hidupnya untuk melayani orang tuanya yang buta. Dia mengurus setiap keinginan orang tuanya. Seluruh hidup Shravana hanya melayani orang tuanya. Orang tuanya berkata kepadanya, "Nak, kita sudah tua dan tidak
punya banyak waktu untuk hidup. Sebelum kita mati kita ingin pergi
berziarah ke tempat-tempat suci tanah Bharata." Shravan setuju dan memenuhi keinginan mereka. Dia membuat kavad (semacam tandu) untuk orang tuanya. Dia membawa kavad pada bahunya dan mereka pergi untuk bertirtha yatra. Shravana sangat senang melayani orang tuanya. Beberapa bulan kemudian, mereka sampai di pinggiran Ayodhya, tempat kelahiran suci Shri Rama chandra.
Orang tua Shravana yang sangat haus. Shravana menaruh kavad di tanah. Dia mengambil kendi air untuk mengisinya di sungai Saryu yang mengalir. Saat ia membungkuk untuk mengisi kendi, panah menembus dadanya. Raja Dashratha telah melepaskan anak panahnya dan secara tidak sengaja mengenai Shravana. Raja Dasaratha berada di hutan ketika berburu rusa. Ia mengira suara yang berasal dari semak adalah seekor rusa .Begitu panah menembus dada, Shravana merintih. Dashratha menyadari kesalahannya dan ia berlari ke anak muda itu. Shravana terbaring dalam genangan darah. Dashratha itu sangat sedih dan meminta pengampunan.
Shravana mengatakan kepadanya, "Kedua orang tuaku, sangat haus. Tolong berikan air ini kepada mereka dan memuaskan dahaga mereka." Setelah mengatakan hal itu Shravana meninggal. Dashratha mengambil air dan memberikannya kepada orang tua Shravana. Dia mengatakan kepada mereka tentang kesalahannya dan kematian anaknya. Kedua orangtua sangat sedih mendengar ini dan berharap untuk dibawa ke tempat Shravana. Dashratha mengangkat kavad dan membawa mereka. Kedua orang tua itu berduka saat kematian putra mereka. Dashratha membungkuk di kaki mereka dan memohon pengampunan.
Orang tua Shravan mengatakan, "Raja, kita tidak ingin mengutukmu,
kekuatan untuk mengutuk hanya di tangan Tuhan. Tapi kita bisa
melihat masa depanmu. Seperti halnya apa yang kita alami meninggal karena merindukan kedatangan anak, maka engkau pun akan meninggal karena merindukan kedatangan anakmu. " Segera mereka meninggal, karena kerinduan untuk anak tercinta mereka. Kata-kata pasangan itu kemudian ternyata benar terjadi pada Dashratha. Dia juga meninggal, merindukan anaknya Shri Ram yang dibuang ke hutan.
Sahabat sedharma, Karma phala adalah hukum sebab akibat yang diciptakan oleh Tuhan untuk mengatur tingkah laku manusia. Oleh karena itulah kita sebagai manusia harus selalu bertindak, berucap dan berpikir sesuai dengan Dharma (kebenaran).
Terjemahan dari cerita : Shravan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar