Cerita ini dimulai di University of Taxshila, yang merupakan universitas besar di India kuno. Ahimsaka adalah seorang mahasiswa cemerlang. Ia unggul dalam segala hal. Karena itu, siswa yang lain menjadi cemburu. Mereka lalu mengarang cerita untuk membuat guru percaya bahwa Ahimsaka adalah seorang penjahat. Guru mempercayai kebohongan itu dan memutuskan untuk mengusir Ahimsaka.
Guru tahu bahwa Ahimsaka selalu mendengarkan nasehat orang tua, sehingga ia
memutuskan untuk memberikan Ahimsaka tugas yang mustahil, sehingga ia
tidak akan pernah kembali ke rumah. Sang Guru menyuruh Ahimsaka dan mengatakan kepadanya, ia harus mengumpulkan seribu ujung jari-jari. Namun tanpa menyerah, Ahimsaka berangkat untuk mengumpulkan seribu jari-jari. ia bersembunyi di hutan dan membunuh orang-orang untuk mendapatkan jari-jari mereka. Ia tidak memiliki tempat untuk menyimpan jari tersebut. Jadi dia mengikat dan mengalungkan jari-jari itu dilehernya. Karena kalung berupa jari yang mengerikan itu, ia dijuluki Angulimala, yang berarti 'Kalung Jari '.
Suatu hari, Bhagwan Buddha meninggalkan biaranya untuk berjalan-jalan di hutan. Meskipun Angulimala tinggal di sana, Bhagwan Buddha tidak takut. Dia melanjutkan perjalanannya.
Pada suatu hari, Angulimala tinggal mengumpulkan satu jari lagi, jadi ketika ia melihat Buddha Bhagwan memasuki hutan, ia
bergegas keluar untuk membunuhnya dan mengambil jarinya lalu menyelesaikan
tugasnya.
Namun, ketika ia mengikuti Bhagwan Buddha dari belakang, ia tidak pernah bisa menyusulnya. Akhirnya, ia kelelahan dan marah, Angulimala lalu berteriak : "Hai, Tunggu.....!. Bhagawan Buddha lalu berbalik dan berkata kepada Angulimala itu, : "sudah waktunya engkau menghentikan pembunuhan dan kekerasan". Angulimala sangat tersentuh oleh kata-kata iyu lalu ia segera membuang senjatanya. Dia lalu mengikuti Bhagwan Buddha kembali ke biara, dan akhirnya ia menjadi seorang biarawan.
Namun, ketika ia mengikuti Bhagwan Buddha dari belakang, ia tidak pernah bisa menyusulnya. Akhirnya, ia kelelahan dan marah, Angulimala lalu berteriak : "Hai, Tunggu.....!. Bhagawan Buddha lalu berbalik dan berkata kepada Angulimala itu, : "sudah waktunya engkau menghentikan pembunuhan dan kekerasan". Angulimala sangat tersentuh oleh kata-kata iyu lalu ia segera membuang senjatanya. Dia lalu mengikuti Bhagwan Buddha kembali ke biara, dan akhirnya ia menjadi seorang biarawan.
Sahabat, Ajaran yang bisa kita ambil : Kita bisa melihat dari contoh ini, bahwa kehidupan seseorang dapat diubah, bahkan jika itu terlihat mustahil.
Jika seorang pembunuh bisa menjadi biarawan, maka kita pun dapat merubah diri kita dengan mengendalikan pikiran kita, kebiasaan dan pengetahuan kita.
Terjemahan dari : Angulimala became a monk
Terjemahan dari : Angulimala became a monk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar