Berkelahi dengan saudara-saudara kita ketika kita berebut mainan adalah perbuatan buruk yang kita lakukan masa kecil. Tapi bisa Anda bayangkan jika hal itu terjadi di kerajaan?
Untuk membebaskan orang-orang dari masalahnya, Sang Hyang Widhi menjelma sebagai Rama, putra sulung Raja Dashrath. Ia lahir dari istri pertamanya, Kaushalya. Rama memiliki tiga saudara lainnya. Lakshmana lahir dari istri kedua Raja Dashratha, Sumitra. Istri ketiganya, Kaikeyi melahirkan Bharat dan Shatrughna. Keempat bersaudara itu dikirim ke ashram rishi Valmiki untuk mendidik mereka. Keempat saudara itu sangat rukun satu sama lain. Setelah menyelesaikan pendidikan, mereka kembali ke istana.
Raja Dashratha ingin memberikan kerajaannya kepada putra tertuanya, Rama. Namun, Kaikeyi menjadi cemburu. Dulu, Raja Dashratha telah berjanji padanya untuk memenuhi segala keinginan yang diajukan. Dia memutuskan untuk meminta keinginan itu sekarang. Dia pergi menghadap raja dan menuntut bahwa sang Bharata harus menjadi raja dan mengirim Rama pergi ke hutan selama empat belas tahun. Raja binggung. Meskipun ia tidak ingin mengirim Rama pergi, ia akhirnya harus memenuhi keinginan Kaikeyi.
Rama menerima keputusan ayahnya tanpa argumen apapun. Namun Bharata dan saudara-saudara lain marah. Bharata tahu bahwa Rama adalah raja yang berhak dan tidak ingin mengambil tempatnya. Tapi Rama bersikeras mengikuti keinginan ayah mereka. Jadi Bharata enggan naik takhta. Sebagai simbol untuk membuktikan bahwa Rama adalah raja yang berhak, Bharat mengambil alas kaki rama dan menempatkan di atas takhta. Bahkan ketika ayah mereka meninggal, Bharata pergi mencari Rama untuk meyakinkan dia untuk kembali. Bharata mengatakan Rama bahwa karena ia adalah putra sulung dari raja, ia adalah penguasa yang sah. Rama masih menolak dan menyatakan bahwa keinginan ayah mereka harus dihormati. Bharata setuju untuk tetap penguasa sampai Rama kembali dari hutan.
Kisah Ramayana mengajarkan kita banyak pelajaran tentang pengabdian, cinta ilahi, kesetiaan, keluarga dan menghormati orang tua. Bharata memegang nilai-nilai kesetiaan dan keadilan lebih penting daripada menjadi raja. Dia dicintai dan menghormati kakaknya Rama. Rama merasa bahwa mengikuti keinginan ayahnya adalah lebih penting daripada menjadi raja. Kita dapat mengambil pelajaran ini dari Kisah Ramayana.
Untuk membebaskan orang-orang dari masalahnya, Sang Hyang Widhi menjelma sebagai Rama, putra sulung Raja Dashrath. Ia lahir dari istri pertamanya, Kaushalya. Rama memiliki tiga saudara lainnya. Lakshmana lahir dari istri kedua Raja Dashratha, Sumitra. Istri ketiganya, Kaikeyi melahirkan Bharat dan Shatrughna. Keempat bersaudara itu dikirim ke ashram rishi Valmiki untuk mendidik mereka. Keempat saudara itu sangat rukun satu sama lain. Setelah menyelesaikan pendidikan, mereka kembali ke istana.
Raja Dashratha ingin memberikan kerajaannya kepada putra tertuanya, Rama. Namun, Kaikeyi menjadi cemburu. Dulu, Raja Dashratha telah berjanji padanya untuk memenuhi segala keinginan yang diajukan. Dia memutuskan untuk meminta keinginan itu sekarang. Dia pergi menghadap raja dan menuntut bahwa sang Bharata harus menjadi raja dan mengirim Rama pergi ke hutan selama empat belas tahun. Raja binggung. Meskipun ia tidak ingin mengirim Rama pergi, ia akhirnya harus memenuhi keinginan Kaikeyi.
Rama menerima keputusan ayahnya tanpa argumen apapun. Namun Bharata dan saudara-saudara lain marah. Bharata tahu bahwa Rama adalah raja yang berhak dan tidak ingin mengambil tempatnya. Tapi Rama bersikeras mengikuti keinginan ayah mereka. Jadi Bharata enggan naik takhta. Sebagai simbol untuk membuktikan bahwa Rama adalah raja yang berhak, Bharat mengambil alas kaki rama dan menempatkan di atas takhta. Bahkan ketika ayah mereka meninggal, Bharata pergi mencari Rama untuk meyakinkan dia untuk kembali. Bharata mengatakan Rama bahwa karena ia adalah putra sulung dari raja, ia adalah penguasa yang sah. Rama masih menolak dan menyatakan bahwa keinginan ayah mereka harus dihormati. Bharata setuju untuk tetap penguasa sampai Rama kembali dari hutan.
Kisah Ramayana mengajarkan kita banyak pelajaran tentang pengabdian, cinta ilahi, kesetiaan, keluarga dan menghormati orang tua. Bharata memegang nilai-nilai kesetiaan dan keadilan lebih penting daripada menjadi raja. Dia dicintai dan menghormati kakaknya Rama. Rama merasa bahwa mengikuti keinginan ayahnya adalah lebih penting daripada menjadi raja. Kita dapat mengambil pelajaran ini dari Kisah Ramayana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar