Sungai Saraswatī adalah nama sebuah sungai yang disebut dalam kitab suci Hindu, Weda. Dalam bahasa Sanskerta saras yang artinya adalah sebuah danau atau genangan air, dan watī (dari wntī, bentuk tingkat nol sufiks -want) yang berarti seorang wanita yang memilikinya. Menurut kitab Rgweda,
Saraswati adalah yang tebesar dan paling penting dari tujuh sungai
suci. Dalam kitab Rgweda, sungai Saraswati disebut limapuluh kali
(misalkan Rgweda II.41.16; VI.61.8-13; I.3.12.), dan ada pulau beberapa
rujukan yang menunjuk ke Saptasindhu, "negeri tujuh sungai". Dalam
Rgweda (7:95:2) ditulis bahwa Saraswati keindahan dan kemegahannya
melebihi semua sungai, dan Rgweda 7:36:6 menyebutnya “Induk dari semua
sungai”.
Sungai ini telah diidentifikasikan dengan banyak sungai yang masih ada dan sungai historis, terutama dengan sungai Ghaggar-Hakra di India dan Pakistan yang alirannya diteruskan ke sungai Raini Nala. Usul lainnya ialah sungai Helmand di Afganistan, yang dahulu kala bernama Harahvaiti. Nama ini adalah "Sarasvati" dalam bahasa Avesta. Namun sungai Afghanistan ini mengalir ke sebuah danau kecil di dataran tinggi Iran, dan tidak tepat dengan gambaran yang diberikan dalam Rgweda
tentang sebuah sungai yang "mengalir ke laut". Selain itu ada sebuah
sungai lainnya di Iran dengan nama yang sama pula. Kadangkala, maksudnya
adalah 'sungai' di angkasa atau sorga, - artinya Bima Suci – dan kadangkala dipersonifikasikan sebagai seorang dewi. Dewi Saraswati
awalnya adalaha personifikasi sungai ini, dan kemudian mendapatkan
identitas dan arti tersendiri, lepas dari sungai ini. Dewasa ini ada
sebuah sungai Saraswati di India yang kelihatannya salah satu cabang sungai kuna ini.
Fotografi satelit menunjukkan bahwa ternyata memang pernah ada sebuah
sungai besar di barat laut India, yang mengering antara kira-kira tahun
2.500 sampai 2.000 SM. Muara sungai lebarnya antara tiga sampai sepuluh
kilometer. Zaman dahulu sungai Sutlej dan sungai Yamuna mengalir ke Saraswati. Dalam sejarah, sungai Sutlej dan Yamuna telah berubah alirannya. (lihat sebagai contoh Studies
from the Post-Graduate Research Institute of Deccan College, Pune, and
the Central Arid Zone Research Institute (CAZRI), Jodhpur. Confirmed by
use of MSS (multi-spectoral scanner) and Landsat satellite photography.
Note MLBD NEWSLETTER (Delhi, India: Motilal Banarsidass), Nov. 1989.)
Sepanjang aliran sungai Ghaggar-Hakra, banyak ditemukan situs-situs arkeologis Peradaban Lembah Indus; tetapi lebih ke selatan dari tengah wilayah Bahawalpur. Ada kemungkinan sungai Saraswati yang alirannya permanen, berhenti di sini sedangkan aliran airnya hanya mencapai laut pada musim hujan yang sangat deras saja. Ada pula kemungkinan airnya habis karena dipakai untuk irigasi.
Dalam kitab Manu Samhita (I.17-18), orang suci Manu, melarikan diri dari sebuah air bah, mendirikan kebudayaan berdasarkan Weda antara sungai Saraswati dan Drsadwati. Dalam kitabe Satapatha Brahmana, ada sebuah penulisan tentang Dewa Agni yang membakar sungai-sungai, yang bisa menunjukkan hal mengeringnya sungai-sungai. Indra adalah Dewa sungai Sarasvati, lalu hilangnya sungai Saraswati bisa jadi adalah salah saru sebab menurunnya popularitas Indra dalam budaya Weda. Indra bisa "digantikan" oleh seorang Dewa yang mirip, Siwa, yang merupakan Dewa sungai Gangga.
Sungai Saraswati Weda disebutkan dalam semua tetapi buku keempat Rgweda. 6. 61 , Rgweda 7,95 dan RegVeda 7.96.
Sarasvati dipuji dalam Kitab Suci Regweda sebagai yang terbaik dari semua sungai-sungai : misalnya di Reg Veda 2.41.16 dia disebut ámbitame nádītame dévitame sárasvati, "ibu terbaik, sungai terbaik, Dewi terbaik ". Ayat-ayat lain pujian termasuk Rg Veda 6.61.8-13, Rg Veda 7.96 dan Rg Veda 10,17. Dalam beberapa nyanyian, Sungai Indus tampaknya lebih penting daripada Sarasavati, terutama di Sukta Nadistuti. Dalam Rg Veda 8.26.18, putih mengalir Sindhu 'dengan roda emas ' adalah yang paling menyampaikan atau menarik dari sungai-sungai.
Rg Veda 7.95.2. dan ayat-ayat lain (misalnya Rg Veda 8.21.18) berbicara tentang Sarasvati menuangkan "susu dan minyak Samin." Sungai sering disamakan dengan sapi dalam Kitab Suci Regweda, misalnya di Rg Veda 3.33.1,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar