Oleh : Wayan Alit Sudarma, S.Ag.
Kamarthau lipsamanastudharmmanevaditascaret,
Nahi dharmmadapetyarthah kamo vapi kadacana(SS.12)
Artinya:
Jika artha dan kama dituntut, maka seharusnya dharma didahulukan,
tak tersangsikan lagi pasti akan diperoleh artha dan kama itu nanti,
tidak ada artinya jika artha dan kama itu diperoleh menyimpang dari
dharma.
Empat tujuan hidup manusia yang disebut dengan Catur Purusa Artha
terdiri dari Dharma, Artha, Kama dan Moksha. Tujuan hidup yang pertama
adalah Dharma. Dharma adalah prioritas dalam hidup ini. Dharma adalah
sebagai petunjuk dalam memperoleh artha dan kama. Sebab artha dan kama
yang diperoleh menyimpang dari Dharma tidak akan berpahala malahan
sia-sia.
7 hal tentang Dharma.
Dharma berasal dari bahasa Sansekerta dari urat kata “dhr”
yang artinya mengatur, menuntun, memelihara, menyangga, kebenaran,
kebajikan dan kewajiban. Dharma mempunyai pengertian yang luas. Saking
luasnya kata Hindu ditambah dengan kata Dharma dibelakangnya sehingga
menjadi Hindu Dharma yang berarti ”kebajikan dan kebenaran-kebenaran
ajaran Hindu”. Berikut ini ada 7(tujuh) hal tentang Dharma menurut
Sarasamuscaya sebagai berikut :
1. Dharma adalah jalan menuju surga.
Dharma eva plawo nanyah svargam samabhivanchatam
Sa ca naurpvanijastatam jaladheh paramicchatah(SS.14)
Artinya :
Yang disebut Dharma, adalah jalan menuju
ke surga; sebagai halnya perahu, merupakan alat bagi seorang pedagang
untuk mengarungi lautan.
Selain Dharma sebagai penuntun dalam
memperoleh artha dan kama,Dharma adalah jalan menuju surga. Surga
berasal dari bahasa Sanskerta, dari kata ”svar” dan ”ga”. Svar
artinya cahaya dan ga artinya perjalanan. Surga adalah perjalanan
menuju ke dunia cahaya atau menjadi satu dengan cahaya. Tuhan adalah
sumber cahaya. Absennya cahaya berarti hidup dalam kegelapan. Di dalam
surga ada ”swargaloka” yaitu tempat para mahluk bercahaya
seperti Dewa-Dewi, Maharsi dan orang-orang suci. Surga adalah bagian
dari triloka yaitu dunia atas. Surga bukan tempat tujuan akhir ia
hanyalah stasiun menuju alam spiritual sejati yaitu bersatunya Atman dan Brahman yang disebut dengan Moksha. Dalam
Bhagawad Gita dijelaskan bahwa Tuhan bersinar pada setiap panca indera.
TanpaNya tak ada suara yang dapat didengar, tidak ada objek yang dapat
dilihat, tidak ada kata yang dapat diucapkan.
Yatnah kamarthamoksanam krtopi hi vipadyate
Dharmmaya punararbhah sankalpopi na nisphalah(SS.15)
Artinya:
Usaha tekun mencari kama ,artha dan
moksha, ada kalanya tidak berhasil; akan tetapi usaha tekun pada
pelaksanaan dharma, tak tersangsikan lagi, pasti berhasil sekalipun baru
hanya dalam angan-angan saja.
Apapun usaha yang kita lakukan pasti
berhasil jika dilandasi dengan Dharma. Dharma itu merupakan alat, sarana
atau media untuk mencapai tujuan. Dharma diletakkan sebagai tujuan yang
pertama, karena ketiga tujuan yang lainnya (artha, kama, moksa) baru
bisa akan tercapai bila Dharma telah dilaksanakan. Seperti halnya badan
jasmani merupakan sarana bagi kehidupan. Juga sebagai wahana bagi sang
hidup untuk kembali menghadap kepada sang pemberi hidup yaitu Hyang
Widhi
3. Dharma, memusnahkan segala macam dosa.
Yathadityah samudyan vai tamah sarvam vyapohati
Evam kalvanamatistam sarvapapam vyapohati(SS.16)
Artinya:
Seperti prilaku matahari yang terbit
meleyapkan gelapnya dunia, demikianlah orang yang melakukan dharma
memusnahkan segala macam dosa.
Ada tiga penyebab dosa menurut Bhagawad Gita yaitu kama(hawa nafsu yang tak terkendali),krodha(kemarahan) dan lobha(keserakahan).
Orang yang melaksanakan Dharma terhindar dari ketiganya diumpamakan
seperti matahari yang membawa terang bagi dunia. Yang tidak pernah pilih
kasih dalam memberikan sinarnya. Dan tidak pernah lelah memberikan
sinarnya. Begitu juga Dharma akan mengikis dosa dan papa diri kita
seperti matahari mengusir gelapnya dunia. Sekalipun kita belum bisa
menyamai matahari,tetapi mereka yang mau menyalakan ”lilin Dharma” yang
kecil dalam kegelapan akan membantu seluruh langit menyala. Musuh dalam
diri adalah kegelapan dalam hati kita, untuk itulah kita perlu sinar
kedamaian. Bila sinar mulai redup, maka kegelapan pun akan muncul
kembali. Oleh karena itu , kita harus waspada dan selalu berlindung pada
Dharma.
4. Dharma, sumber datangnya kebahagiaan.
Dharmah sada hitah pumsam dharmascaivasrayah
Satam,dharmalokastrayastata pravritah sacaracarah(SS.18)
Artinya:
Keutamaan Dharma itu sesungguhnya
merupakan datangnya kebahagiaan bagi yang melaksanakannya, dharma tempat
perlindungan orang yang berilmu,dan dharma dapat melebur dosa tri loka.
Untuk memperoleh air kita perlu menemukan
mata airnya. Dan untuk memperoleh kebahagiaan, ilmu,dan pengampunan
dosa Dharmalah sumbernya. Singkatnya Dharma adalah benih kebahagiaan.
Dharma adalah tempat perlindungan bagi orang berilmu, ilmu pengetahuan
lebih mulia dari persembahan materi. Ilmu pengetahuan membakar segala
karma menjadi abu. Dengan ilmu pengetahuan akan memperoleh kedamaian
abadi demikian pesan Bhagawad Gita. Upanisad juga berpesan;”dari
kebahagiaan semua ada(mahluk dan alam) ini datang, oleh kebahagiaan
semua mereka hidup, dan kedalam kebahagiaan mereka semua kembali”.
5. Dharma, menghindarkan kita dari segala macam bahaya.
Kantaravanadurggesu krcchresvapatsu sambhrame
Udyatesu ca sastresu nasti dharmmavatam bhayam(SS.22)
Artinya:
Meskipun berada di tempat yang
berbahaya, tidak akan timbul bahaya yang menimpa orang yang senantiasa
melaksanakan dharma, karena perbuatan baiknya itulah yang melindunginya.
Dharma menyelamatkan kita dari marabahaya
yang ada di sekitar kita. Dharma seperti bayangan yang selalu mengikuti
kita kemanapun kita melangkah.Dalam Upanisad dijelaskan bahwa :’ sesuai
dengan kehendaknya, demikianlah perbuatannya. Sesuai dengan
perbuatannya demikianlah ia jadinya. Yang berbuat baik menjadi baik.
Yang berbuat jahat menjadi buruk”. Jadi tindakan kita yang
menentukan apakah kita akan menjadi baik atau buruk. Yang menentukan
adalah apa yang kita kerjakan/perbuat. Hindu berpandangan bahwa
perbuatan baik itu dapat diberikan penghargaan berkali-kali. Pertama,pada saat perbuatan itu dilakukan kita merasa bahagia, semata-mata karena telah melakukan perbuatan baik. Kedua, ketika menerima hasil perbuatan baik itu. Ketiga, ketika mati perbuatan baik itu akan menghantarkan kita ke surga. Keempat, bila kita lahir kembali, kita akan beruntung. Kelima, pada akhirnya perbuatan baik itu akan menjadi benteng perlindungan kita dari segala macam marabahaya.
6. Dharma membuat hidup seimbang.
Vyaprtenapi hi svarthah kriyate cantarentare medhri
Prstepi he bhramyan grasam grasam karoti gauh(SS.53)
Artinya:
Meskipun sangat sibuk orang dalam
pelaksanaan dharma, sambillah berusaha mencari harta dalam sela-sela
kesibukan itu, seperti halnya lembu yang sedang menarik bajak disawah,
disambilkannya menarik rumput yang ada di dekatnya, maka si lembu tetap
bahagia.
Hindu mengajarkan umatnya agar hidup
seimbang. Hal ini bisa di lihat dari simbol swastika atau simbul tapak
dara yang mengajarkan keseimbangan. Lebih jelas lagi tujuan hidup yang
disebut Catur Purusa Artha di atas tadi mengajarkan bahwa , Dharma dan
Moksha adalah jalan dan tujuan rohani sedangkan Artha dan Kama adalah
wahana duniawi. Sesibuk apapun dalam pelaksanaan dharma jangan lupa
mencari artha dan sesibuk apapun memenuhi kama jangan lupa tujuan akhir
yang utama adalah mencapai moksha. Ada sebuah kisah dimana suatu hari
seorang pertapa melintas di tengah kerumunan anak muda yang sedang
memainkan gitar di tepi jalan . Pertapa itu berpesan kepada anak muda
sebagai berikut: Oh anak muda, jangan menarik senarmu terlalu keras,
nanti malah putus, namun jangan juga membiarkannya longgar, nanti malah
tidak menghasilkan melodi”. Makna dari pesan di atas adalah bahwa hidup ini harus tetap dijalan tengah, hidup dengan seimbang.
Dunia dan akhirat itu bagaikan timbangan.
Kalau dalam bahasa kimia, dunia dan akhirat itu dalam
keseimbangan.Artinya, kalau kita menginginkan hasil di besar di seberang
sana, maka kita harus membangun kehidupan yang berkualitas di dunia
ini. Dalam arti derita tidak membuat kita putus asa,dan karunia tidak
menyebabkan euforia. Semuanya diterima sebagai perwujudan kebEnaran(baca
dharma) yang datangnya dari Tuhan. ” . . . . tetaplah teguh baik dalam keberhasilan maupun kegagalan, sebab keseimbangan jiwa itulah yang disebut dengan yoga” demikian pesan Bhagawad Gita II.48.
7. Dharma itu mulia dan rahasia.
Buddhena santadantena nityamabhutthitatmana
Dharmasya gatiranvesya matsyasyagatirapsviva(SS.54)
Artinya:
Amat mulia dharma itu,amat rahasia
pula,seperti halnya dengan jejak ikan di dalam air, kita terus
mencarinya dengan tenang,sopan, teguh iman dan terus diusahakan.
Dharma amat mulia dan sudah barang tentu
orang yang melaksanakan Dharma adalah orang dengan sifat-sifat mulia.
Kemuliaan diperoleh karena ketekunan dalam mencarinya yang tiada
hentinya,seperti halnya ikan yang terus bergerak agar tidak terbawa
arus.
Kesimpulannya ada 7 hal tentang Dharma
yang tertuang dalam Sarasamuscaya sebagai berikut: Dharma adalah jalan
menuju surga;Dharma adalah jalan keberhasilan;Dharma memusnahkan segala
macam dosa;Dharma sumber datangnya kebahagiaan;Dharma membuat kita
terhindar dari segala macam bahaya;Dharma membuat hidup seimbang serta
Dharma itu mulia dan rahasia.
Melalui hari raya Galungan dan Kuningan,
semoga menjadi moment yang penting untuk menjadikan Dharma sebagai
wahana dalam memperoleh artha, kama dan moksha. Kebahagiaan jasmani dan
kedamaian rohani diraih secara bersamaan. Orang bijak berpesan: ”Jika
ada kedamaian dalam diri, akan ada kedamaian dalam keluarga. Jika ada
kedamaian dalam setiap keluarga akan lahir kedamaian dalam negara. Jika
tiap –tiap negara ada kedamaian maka terwujudlah kedamaian dunia”. Semoga Dharma selalu menjadi tuntunan kita dalam meraih kedamaian,keharmonisan,kesejahteraan lahir dan bathin. “Moksartham Jagadhitaya ca iti Dharma”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar