KEAGUNGAN VEDA 2 : Bukti Sains Ilmu Pengetahuan di Kitab Weda Agama Hindu

Pustaka Hindu kuno,  memperkirakan Hari Brahma, jangka hidup dari alam semesta kita, menjadi 4.32 milyar tahun. Angka ini dekat dengan perkiraan para astronom kita,  yang menghitungnya menjadi sekitar 4.6 milyar tahun.”

Dr. Carl Sagan ahli astronomi AS terkenal, di dalam bukunya, Cosmos (1980) menjelaskan: “Agama Hindu   adalah satu-satunya agama besar dunia yang mengatakan bahwa Alam Semesta mengalami kelahiran dan kematian tak terukur, tak terbatas. Ia  adalah satu-satunya agama di  mana skala waktunya sesuai dengan skala waktu kosmologi ilmiah modern. Siklusnya berjalan dari hari siang dan malam biasa kita ke suatu siang dan malam Brahma, 8.64 milyar tahun panjangnya. Lebih panjang dibanding usia Bumi atau Matahari dan sekitar separuh waktu sejak Dentuman Besar (Big Bang). Dan masih ada banyak skala waktu yang lebih panjang.”

Suatu ketika Dr. Carl Sagan, melakukan show di sebuah TV di Amerika. Dengan bantuan animasi dan simulasi komputer, Mr. Sagan mempresentasikan semua teori yang dikemukakan oleh Para ahli fisika astronomi saat ini. Dijelaskannya tentang panjang gelombang cahaya galaxy yang terus bertambah, alam semesta mengembang, teori Big Bang, efek Dopler, dan sebagainya. Para pemirsa terkejut, ketika menjelang akhir acaranya Mr. Sagan terlihat berada di India, berdiri di depan sebuah Temple Krishna yang telah berusia ribuan tahun. Mr. Sagan berkata “Para ilmuwan menemukan semua teori yang telah saya paparkan tadi tahun-tahun akhir ini saja, sedangkan di sini, di India, orang sudah mengetahui informasi itu sejak ribuan tahun yang lalu, dari kitab-kitab Weda…” (Danavir Gosvarni, 2002).

Ketika aku membaca Bhagavad-Gita dan merenung tentang bagaimana Tuhan menciptakan alam semesta ini yang lainnya nampak begitu tidak bermakna.” 
“Kita berhutang  banyak kepada orang India yang mengajarkan kita bagaimana   menghitung, tanpa itu penemuan yang bermanfaat ilmiah tidak mungkin dilakukan.” ~ Albert Einstein 

“Setelah perbincangan tentang Filosofi India, beberapa ide mengenai Fisika Quantum yang tampaknya gila tiba-tiba menjadi lebih masuk akal.” ~ W. Heisenberg (Ahli fisika Jerman, 1901-1976)

“Vedanta dan Sankhya memegang kunci proses hukum-hukum pikiran yang berhubungan dengan Bidang Quantum. Seperti operasi dan distribusi partikel-partikel pada level atom dan molekul.” ~ Prof. Brian David Josephson (1940 – ) Ahli Fisika Wales, penerima Nobel termuda
Sumber : A Tribute to Hinduism
——————————————————-
Semua kitab-kitab Veda menggunakan bahasa yang Ilmiah. Kenapa disebut bahasa yang ilmiah? Veda menggunakan bahasa Sansekerta. Menurut penelitian NASA (Badan Antariksa Amerika) dalam majalah AI (Artificial Intelligence) yang diterbitkan pada musim semi 1985 hasil penelitian Rick Briggs, Bahasa Sansekerta adalah satu-satunya bahasa yang bisa diterjemahkan secara langsung ke dalam bahasa pemrograman komputer.
Ilmuwan NASA telah membuktikan bahwa Sansekerta adalah satu-satunya bahasa yang dapat mengekspresikan setiap kondisi yang ada di alam semesta dengan jelas. Dengan struktur bahasa yang sempurna, Bahasa Sansekerta dapat dan telah digunakan sebagai Bahasa Kecerdasan Buatan, Artificial Intelligence.
“Seperti yang akan kita lihat, ada bahasa yang digunakan di kalangan komunitas ilmiah kuno yang memiliki penyimpangan nol. Bahasa ini adalah bahasa Sansekerta. ” ~ Rick Briggs (NASA)
——————————————————-
Berikut ini adalah beberapa diantara banyak bukti adanya sains dan ilmu pengetahuan yang terdapat di Kitab-Kitab Agama Hindu yaitu Veda.

ALAM SEMESTA
Tuhan Yang maha Esa dan Maha Besar adalah Brahman, Dewa Wisnu adalah personifikasi Brahman tertinggi.

Ilustrasi : Setiap satu alam semesta yang berbentuk bulat telur, terdiri dari banyak Galaksi, satu Dewa Brahma. Kāranodakaśāyi Vishnu (Mahā Vishnu): Wisnu yang berbaring dalam lautan penyebab dan Beliau menghembuskan banyak alam semesta. Lautan penyebab (Causal Ocean / Lautan Energi) adalah energi eksternal Tuhan. Sesuai dengan teori fisika terkini dimana energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.


Jadi dari setiap “pori-pori” Kāranodakaśāyi Visnu muncullah Garbhodakaśāyī Visnu yang memunculkan sebuah alam semesta. Dari 1 “pori-pori” memunculkan 1 alam semesta yang terdiri dari jutaan galaksi. Garbhodakaśāyī Visnu dan Dewa Brahma ada di tiap-tiap alam semesta.

Brahma Samhita Sloka 13
Benih-benih transendental (anti materi) Sankarsana muncul dari “pori-pori kulit” Maha Visnu dalam bentuk telur emas yang tak terhitung jumlahnya sambil maha-Visnu “berbaring” di lautan penyebab, semua telur tersebut tetap tertutupi oleh unsur material besar.
 
Secara Ilmiah munculnya alam semesta dari “pori-pori Tuhan” dalam wujud Kāranodakaśāyi Visnu ini merupakan area tempat terjadinya perubahan dari Energi menjadi Materi (penciptaan alam semesta materi), yang merupakan kebalikan dari Pralaya dimana materi berubah menjadi energi (peleburan). Itulah maka Veda tidak menggunakan istilah kiamat tetapi peleburan, karena semata-mata hanyalah peleburan dari materi menjadi energi (“tenaga”). Ada beberapa tahap Pralaya yang skala waktunya mulai 4,3 milyar tahun (1 hari siang Brahma) sampai 311 triliun tahun bumi (akhir hidup Dewa Brahma). Alam semesta ini sedang berada di tahun ke – 51 Brahma atau 155 triliun tahun Bumi setelah Brahma lahir. Setelah Brahma melewati usia ke – 100, siklus baru dimulai lagi, segala ciptaan yang sudah dimusnahkan diciptakan kembali, begitu seterusnya. 
 
Bhagavad-gita 9.7
Wahai putera Kunti, pada akhir jaman, semua manifestasi material masuk ke dalam tenaga-Ku, dan pada awal jaman lain, Aku menciptakannya sekali lagi dengan kekuatan-Ku.

Bhagavad-gita 9.10
Alam material ini, salah satu di antara tenaga-tenaga-Ku, bekerja di bawah perintah-Ku, dan menghasilkan semua makhluk baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, wahai putera Kunti. Di bawah hukum-hukum alam material, manifestasi ini diciptakan dan dilebur berulang kali.
Śrīmad Bhāgavatam 5.18.31
Ya Tuhan, manifestasi kosmik yang terlihat ini adalah demonstrasi energi kreatif Anda sendiri. Karena bentuk-bentuk yang tak terhitung jumlahnya dalam bentuk manifestasi kosmik hanyalah sebuah layar energi eksternal Anda semata..

Dalam kitab Purana dan Upanisad digambarkan bahwa alam semesta terbentuk secara bertahap dan berevolusi. Penciptaan alam semesta dalam kitab Upanisad diuraikan seperti laba-laba memintal benangnya tahap demi tahap.
——————————————————-
“Akhirnya kita sampai pada kesimpulan bahwa alam semesta ini menyerupai sebutir telur akan tetapi informasi ini telah terdapat pada literature Hindu.”

(Alan Kogut, NASA)
——————————————————-

FISIKA, PLANET, MATAHARI, GALAKSI

Rgveda II.72.4
“Aditer dakso ajayata, daksad uaditih pari”.
Artinya : Dari aditi (materi) asalnya daksa (energi) dan dari daksa (energi) asalnya aditi (materi). Ternyata teori yang mencengangkan ini telah tersurat di Veda. E = m.c2 Albert Einstein ternyata bukan hal yang baru dalam ilmu pengetahuan Veda.

Rgveda II,11.20
Avartayat suryo na cakram
Matahari berputar seperti sebuah roda pada sumbunya.

Atharwa Weda XII.1.37
“Ya apa sarpam vijamana vimrgvari”
Artinya: Bumi bergerak berotasi dan bertranslasi

Yajur Weda III.6
“Ayam gauh prsnir akramid,asadan mataram purah,pitaram caprayam svah”

Artinya: Bumi yang berbintik-bintik ini ada dan berputar dilangit seperti seorang ibu, ia berjalan mengelilingi matahari sebagai seorang ayah.

Dari sloka tersebut terlihat bahwa selain berotasi atau berputar pada porosnya, bumi juga berevolusi mengelilingi matahari, dari pernyataan ini sangat erat dengan teori heliosentris yang menyatakan bahwa pusat alam semesta adalah matahari. Dan diperjelas lagi oleh kitab Atharwa Weda mengenai pergerakan Bumi. Dalam kitab ini pun juga menjelaskan bahwa bagaimana bumi dapat bertahan di dalam angkasa raya karena gaya tarik-menarik yang lebih superior, ini dalam ilmu fisika telah dijelaskan oleh Newton melalui teori Gravitasi yang sudah dipaparkan di atas.

Atharvaveda XIX.7.1
Citrani sakam divi rocanani sarisrpani bhuvane javani
Semua konstelasi perbintangan yang bercahya ini berputar sangat kencang.

Atharwa Weda VI.106.3
“Suryasya rasmasyah para patanti asumat”
Artinya sinar matahari terpancar dengan dengan kecepatan sangat tinggi. Penjelasan : kecepatan cahaya matahari adalah 2,99793 x 108 m/ det.

Yajurveda IX :3
Apam rasam udvayasam surye santam samahitam, apam rasasya yo rasah
Artinya: intisari yang paling halus yang membentuk air ada di matahari. Penjelasan : Matahari sesungguhnya adalah bola gas yang berpijar, dengan komponen utama gas hindrogen dan helium. Hidrogen (H2) dapat bereaksi dengan oksigen (O2) menghasilkan air (H2O). Reaksinya 2H2(g) + O2 (g)a 2 H2O(l).

Atharvaveda XIV.1.2
Somena aditya balinah
Artinya, matahari menghasilkan energi dari soma ( hiderogen). Penjelasan : Di Matahari secara terus menerus terjadi reaksi fusi ( penggabungan) inti-inti atom hydrogen menjadi inti atom helium. Reaksi tersebut disertai dengan pelepasan energi yang sangat besar.

Yajurveda XVIII.40
Susunah suryarasmis candrama-gandharvah
Artinya sinar matahari yang disebut susumna, menerangi bulan.

Regveda II.27.4
Dharayanta adityaso jagat stha
Sinar matahari menopang seluruh alam semesta. Penjelasan : Sinar matahari menopang melalui energi radiasi yang dikandungnya. Sebagai contoh , Bumi menerima supply energi dari matahari sebesar 1,73 x 1017 joule per detik. Energi sebesar itu hanya seperlima puluh milyar dari seluruh energi yang dipancarkan matahari. Mengingat demikian pentingnya energi matahari , maka matahari disebut sebagai sumber energi pertama dan utama bagi kehidupan di Bumi.

Rig Veda [1.103.2], [1.115.4] dan [5.81.2]: Efek Gravitasi matahari membuat bumi stabil.

Rig Veda [10.189.1]: Bulan ini, menjadi satelit bumi, berputar di planet Ibunya (Bumi) dan mengikutinya ber-revolusinya mengitari Matahari, ayah planet yang bercahaya sendiri.

Rig Veda [1.169.9], [1.190.7]: Bumi berputar dan mengitari Matahari seperti anak sapi mengikuti Induknya.

Rig Veda [1.164.2]: Garis edar bulat lonjong yang dilalui oleh benda angkasa adalah kekal dan tidak berkurang

Rig Veda [1.164.29]: perputaran bumi tidak berkurang dan bumi terus berputar pada sumbunya

Sama Veda [121]: Matahari tidak pernah terbenam ataupun terbit karena bumi yang berotasi

Rig VedaXXX. IV. V : Bentuk Bumi adalah seperti oblate spheroid (bulat pepat).

Markandeya Purana 54,12 : Bumi diratakan/dimampatkan di kutub (bulat pepat).

Brahmana Aitareya (3.44) : “Matahari tidak pernah tenggelam ataupun terbit. Ketika orang berpikir Matahari tenggelam tapi tidaklah demikian. Setelah tiba di penghujung hari, matahari membuat dirinya menghasilkan dua efek yang berlawanan, menghasilkan malam hari untuk apa yang di belahan bawah dan siang hari di belahan lainnya. Setelah sampai di penghujung malam, matahari membuat dirinya menghasilkan dua efek yang berlawanan, menghasilkan siang hari di belahan bawah dan malam hari di belahan lainnya. Pada kenyataannya, Matahari tidak pernah tenggelam.”

Shrimad Bhagwatam : “Setelah pembentukan planet bumi, Brahma menciptakan atmosfer dalam tujuh kelompok, dari formasi tersebut lautan menjadi ada, dan bentuk kehidupan pertama muncul di planet Bumi. Atmosfer diciptkan untuk melindungi kulit Bumi”


Rig Veda 10.149.1 : “Matahari mengikat Bumi dan planet-planet lain melalui daya tarik dan menggerakkan di sekitar dirinya bagaikan seorang pelatih memegang kendali kuda dan bergerak mengelilinginya.” (Gravitasi)


Shrimad Bhagwatam 5.23.5 :Bentuk dari çiçumära memiliki kepala ke bawah dan melingkar tubuhnya. Di ujung ekornya adalah planet dari Dhruva, pada tubuh ekornya adalah planet-planet dari Prajapati dewa, Agni, Indra dan Dharma, dan di dasar ekornya adalah planet-planet dari Dhätä demigods dan Vidhätä. Dimana pinggul mungkin pada çiçumära adalah tujuh orang bijak suci seperti Vasiñöha dan Aìgirä. Tubuh melingkar dari Çiçumära-cakra berubah ke arah sisi kanan, di mana empat belas rasi bintang dari Abhijit untuk Punarvasu berada. Pada sisi kiri adalah empat belas bintang dari Punya untuk Uttaräñäòhä. Jadi tubuhnya yang seimbang karena sisi-sisinya ditempati oleh jumlah yang sama bintang. Di belakang çiçumära adalah kelompok bintang yang dikenal sebagai Ajavéthé, dan di perut adalah seperti sungai Gangga yang mengalir di langit (Milky Way) [Galaksi Bima Sakti].

——————————————————-

KIMIA, BIOLOGI

Atharvaveda III.13.5
Agnisomau bibhrati apa it tah
Air terbentuk dari Agni ( oksigen ) dan soma ( hidrogen)
Rgveda VIII. 72.16
Adhuksat pipyusim isam urjam, suryasya sapta rasmibhih
Tumbuh-tumbuhan memperoleh energi dari cahaya matahari. Penjelasan : Tumbuhan dapat mengubah air dan gas karbondioksida menjadi gula dan gas oksigen dengan adanya zat hijau daun (klorofil) dan bantuan sinar matahari ( sinar biru dan sinar merah). Hal tersebut terjadi melalui proses fotosintesis.
Samaveda 1824
Tam it samanam vaninas ca virudho-antarvatis ca suvate ca vivaha
Tumbuh-tumbuhan memancarkan udara vital yang dinamakan samana ( oksigen) secara teratur. Penjelasannya : Oksigen (O2) merupakan hasil samping reaksi fotosintesis yang sangat bermanfaat bagi kehidupan, termasuk untuk pernafasan.
Atharvaveda VIII.7.10
Ugra ya visa-dhusanih osadhih
Tumbuh-tumbuhan menghancurkan pengaruh atmosfir yang beracun.
Yajuveda :6.22
Ma po mo sadhir himsih
Jangan mencemari air dan jangan menebang pohon.
Yajurveda V.43
Dyam ma lekhir,anariksam ma himsih
Jangan mengganggu langit dan mencemari atmosfir.

——————————————————-
ILMU PENGOBATAN – AYUR VEDIC

Pada halaman 360-70 dari buku World Vedic Heritage, Mr. Oak menyajikan sebuah daftar perbandingan kata-kata antara bahasa Inggris dan Sanskrit. Ini memperlihatkan seberapa banyak kebudayaan barat berasal dari pengetahuan Vedic/Sanskrit di bidang pengobatan begitu juga berapa banyak kata-kata Sanskrit telah diambil ke dalam bahasa Inggris.
English ================> Sanskrit

fever =================> jwar, kemudian menjadi jever, kemudian fever
entrails ================> antral
nasal or nose ============> naas
herpes ================> serpes
gland ==================> granthi
drip, drop, drops ==========> drups
hydrocephalus ============> andra-kapaalas (otak/kepala ber-uap air)
hiccups ================> hicca
muscle =================> mausal (gemuk)
malign, malignant =========> mallen
osteomalacia ============> asthi-malashay (kontaminasi tulang)
dyspepsia ==============> dush-pachanashay (pencernaan tidak baik)
surgeon ================> salya-jan (pemakaian peralatan tajam)
fertility ================> falati-lti (menghasilkan buah)
anesthesia ==============> anasthashayee (terbaring tidak sadarkan diri)
homeopathy =============> Samaeo-pathy (treatment parallel terhadap symptom)
allopathy ===============> alag-pathy (treatment yang berbeda dengan symptom)
Dalam buku World Vedic Heritage karya Mr. P.N. Oak menjelaskan : “Apabila kita menyimak lebih dekat tentang terminologi-terminologi allopathi, apakah itu jenis-jenis penyakit, organ-organ fisik, symptom, rehabilitasi, atau peralatannya ternyata bahwa semua itu didasarkan kepada Ayurveda karena semasa dunia masih bersatu di bawah naungan Administrasi Veda hanya ada Ayurveda yang merupakan satu-satunya sistem pengobatan yang dipakai di seluruh dunia.
——————————————————-
MATEMATIKA 

Asal angka adalah dari India. angka telah digunakan oleh orang India didalam acuan Matematika mereka pada abad ke-VI. Sistem nomor ini menyebar dari India ke Arab dan dari sana menyebar ke Eropa pada abad ke-XII.
Penemuan sistem angka yang modern memiliki nomor berkisar antara 1-9, dan konsep nol (angka nol) telah diakreditasikan terhadap India, simbol 0 berasal dari India. Angka ini telah digunakan dalam astronomi Hindu dan acuan Matematika seperti “Bhakhsali” (300 Masehi), “AryaBhata” (500 M) dan “Panch Sidhantica” (600 M).
Istilah sinus berasal dari India. Dipopulerkan oleh matematikawan dan astronom Aryabhata yang berarti setengah nada, ”ardha-jya” sebelum terus diubah sampai Gerard dari Cremona yang mengalihbahasakan Almagest (ingat: Ptolemy) pada penghujung abad 12, mengganti kata di atas ke dalam bahasa Latin yang artinya lebih-kurang sama, yaitu sinus. Dan adalah Aryabhatta  yang menghitung “phi” sebesar 3,1416. Banyak metode matematika tersebut bertebaran di dalam naskah-naskah seperti Shatapatha Brahmana, Baudhayanasutra, dll.
Sebagaimana dilaporkan dalam Indian Studies in Honor of Charles Rockwell (Harvad University Press, Cambridge, MA Edited by W.E. Clark, 1929), Sebokht menulis bahwa penemuan-penemuan bangsa India dalam bidang astronomi lebih jenius dibandingkan dengan bangsa Yunani atau Babylonia, dan sistem angka (decimal) mereka lebih unggul. (N.S. Rajaram, p.157, 1995)
Penemu pertama Calculus modern adalah orang India bernama Bhaskaracarya, dimana orang-orang mengira itu merupakan kontribusi dari Newton atau Liebnitz. Penggunaan aljabar, trigonometri, kwadrat dan akar pangkat tiga juga pertama kali dimulai di India.
Aryabhatta (497 A.D.) yang menghitung “phi” sebesar 3,1416. Banyak metode matematika tersebut bertebaran di dalam naskah-naskah seperti Shatapatha Brahmana, Baudhayanasutra, dll.
Prof. R.G. Rawlinson menyatakan, “Hampir semua teori, kepercayaan, filsafat, dan matematika, yang diajarkan oleh Pythagoras sudah dikenal di India pada abad keenam B.C”.
Demikianlah sebagian kecil hal yang diungkapkan di dalam kitab suci Weda yang ilmiah, Kitab Suci Agama Hindu yang menjabarkan sains atau ilmu pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan modern saat ini.
___
Sumber : http://agamahindu9.wordpress.com/

5 komentar:

  1. Om Swastyastu
    Suksme Informasinya
    Sangat bermanfaat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Om Swastyastu, Terima kasih kembali pak.

      Hapus
  2. OUm Swastiastu..
    mohon ijin saya akan copy ke FB saya agar lebih banyak lagi Masayarakat Hindu mengerti seberapa agungnya Kitab Suci Veda

    Suksme ...
    Namaskaram

    BalasHapus
    Balasan
    1. Om Swastyastu, Silahkan pak. Mohon dilampirkan sumbernya. Suksme

      Hapus
  3. Om Swastyastu 🙏😇

    Suksma atas informasinya, namun ada suatu bagian dari Weda yg bertentangan dengan ilmiah yaitu di bidang psikologi, yaitu orientasi seksual, sebab secara ilmiah APA dan WHO telah mencoret homoseksual dari DSM IV sehingga homoseksual secara sains bukan lagi penyakit, bukan gangguan, bukan kelainan dan bukan penyimpangan seksual dan juga tidak menular, dan orientasi seksual tidak bisa dirubah dengan cara apapun jika seandainya seseorang pure/murni homoseksual dan homoseksualitas juga ditemui dalam hewan begitu juga hermaprodit juga ada di hewan, kecuali biseksual bisa dirubah ketertarikan nya tergantung chemistrynya, misalnya dulu suka sama jenis dan sekarang suka sama lawan jenis, itu bukan orientasi seksualnya yg berubah tapi hanya chemistry nya berubah karena sekarang mereka suka lawan jenis karena chemistry nya kepada lawan jenis, tapi bisa saja masih tetap ada rasa kepada sama jenis meskipun sedikit dan tidak bisa diubah

    Hal tsb alamiah sebagaimana orientasi seksual heteroseksual adalah bukan pilihan dan bersifat alamiah

    Demikian menurut pandangan sains

    Sebelumnya peradaban Tiongkok kuno yg kental Buddha Mahayana, Tao dan Konghucu tidak mengatakan bahwa mereka yg LGBTQ (termasuk bila mereka yg LGBTQ menjalin hubungan LGBTQ dengan pasangannya atas dasar suka sama suka) adalah dosa dan dibenci Tuhan serta masuk neraka, tidak, meskipun zaman Tiongkok kuno perkawinan hanya antara priandan wanita saja, namun LGBTQ ditoleransi kan dan diterima sebagai fakta alamiah dan tidak pernah dipermasalahkan,itu privasi mereka, tidak dosa dan tidak dibenci Tuhan dan yg penting mereka tidak melakukan pelecehan seksual terhadap siapapun, sehingga zaman Tiongkok kuno adalah 0% diskriminasi terhadap LGBTQ

    Pertanyaan nya apakah peradaban Weda atau ajaran Weda juga memiliki pandangan yg sama seperti itu(seperti pandangan zaman Tiongkok kuno yg kental pengaruh Buddha mahayana, Tao dan Konghucu) dalam memandang fenomena LGBTQ sehingga 0% diskriminasi terhadap LGBTQ??


    Sebenarnya dalam hal ini, ada sebuah video dharmawacana dari seorang brahmana dari India yaitu arsha bodha, dimana arsha bodha sudah menjelaskan pandangan Hindu terhadap LGBTQ berdasarkan perspektif sastra2 Hindu dan hasilnya adalah Hindu aslinya/yg sejati adalah berpandangan netral terhadap LGBTQ, tidak pro dan tidak kontra, bahkan Hindu memaklumi dan mentoleransi LGBTQ dan menerima fakta ilmiah keberadaan LGBTQ dan sangat jelas penjelsan dari arsha bodha, meskipun tidak ada perkawinan sesama jenis

    Kenapa tidak ada?

    Logikanya, paket mantra dalam perkawinan dalam Weda hanya untuk mempelai pria dan wanita saja, lalu jika menikahnya pria dengan pria, kemana mencari paket mantra perkawinan nya?

    Sehingga mereka tidak bisa menikah ya ga masalah, yg penting keberadaan mereka dan hubungan mereka tidak boleh dipermasalahkan, yg penting mereka juga berbuat baik sehari-hari, itu saja

    https://youtu.be/g9q2jnRPp_4

    BalasHapus