Ada sebuah cerita disebuah
asrama, pada suatu saat datang seorang sisya ke seorang guru. Dengan rendah
hati sang sisya memohon agar sang guru mengajarkan akan teori karma kepadanya.
Oleh sang guru sisya tersebut diminta untuk menanam sebutir biji jambu klutuk
di halaman asram, kemudian ia diminta kembali setelah lima tahun.
Lima tahun berlalu dan sang sisya
kembali kegurunya. Oleh gurunya sang sisya dipersilahkan melihat biji jambu
yang pernah ditanamnya lima tahun yang lalu, kemudian melaporkan kepada sang
guru apa saja yang telah terjadi selama ini dengan tanaman tersebut. Sejenak
kemudian sang sisya kembali dan melaporkan bahw telah tumbuh sebatang pohon
jambu yang amat sehat, kokoh dan berbuah amat lebat.
Sang guru: “apa saja yang telah dikau pahami mengenai pohon jambu
tersebut?”
Sisya: “ Pohon tersebut telah
tumbuh subur dan penuh dengan buah jambu yang ranum.”
Sang guru: “ baiklah kalau
begitu, harap kembali lagi setelah lima tahun.”
Sisya ini kebingungan, namun
tidak berdaya menolak sang guru, ia pun pergi ke desanya dankembali lima tahun
kemudian. Dengan welas asih sang guru berkata:”coba kembali amati pohon jambu
yang telah dikau tanam yang telah dikau tanam. Amatilah fenomena pohon ini
secara cermat , apa saja yang telah terjadi dengan pohon ini dan apa dampak
pohon tersebut ke lingkungan kita. Tidak perlu cepat-cepat, habiskan beberapa
hari kalau perlu untuk mengamati pohon ini”
Sekali ini sang sisya secara
berhati-hati mengamati pohon tersebut selama beberapa hari, kemudian penuh
dengan kebijaksanaan ia kembali ke sang guru.
Sang guru: “apa saja yang telah
dikau amati dan pelajari selama ini?”
Sisya: “ aku telah menemukan
sebuah fenomena yang amat menakjubkan. Sepuluh tahun yang lalu aku menanam
sebutir jambu, yang ternyata telah dipelihara dengan baik dan dipupuk para
bhakta di asram ini. Ternyata pohon tersebut telah tumbuh kekar dan berbuah
amat banyak. Pohon ini sendiri dikunjungi oleh pencuri dan juga para bhakta
yang menikmati dan menghaturkan buah jambu sebagai sesaji di asram guru. Lebih
dari itu tidak terbilang banyaknya para pengunjung pohon ini seperti burung,
semut, kupu-kupu dan sebagainya.
Lebih dari itu seluruh desa
disekitar ini ternyata juga telah menanam buah jambu ini dan pohon-pohon yang
ranum telah tersebar dimana-mana. Yang kutanam hanya sebutir biji jambu, namun
yang kulihat saat ini tidak terhitung kesinambungannya, dan entah sampai kapan
lagi semua fenomena ini akan berkelanjutan, seperti tidak aka nada
habis-habisnya.”
Sang guru: “kalau begitu pahamkah
dikau sekarang akan hokum karma. Bahwasanya apa yang kau tanam akan kau petik!
Namun yang kau petik tidak ada habis-habisnya, padahal semua itu berasal dari
sebutir biji jambu.
Kemudian sang guru menambahkan
bahwa semua itu masih sebagian kecil dari fenomena hukum karma , karena hukum
karma yang hakiki sulit dijangkau bahkan oleh para dewata dan para resi agung
sekalipun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar